Muaralabuah, Investigasi.News – Merasa tidak mendapatkan keadilan dalam pembagian kompensasi hasil produksi geothermal dan penyaluran dana CSR yang tidak merata, ratusan masyarakat dan Dubalang Sungai Pagu dari Kerajaan Bano Ampek Suku Alam Surambi Sungai Pagu memblokade 12 unit truk kontainer yang akan disuplai ke kantor PT Supreme Energy Muaralaboh (PT SEML) pada Minggu, 9 Mei 2024. Aksi ini berlangsung di bahu jalan jalur dua Pasar Baru Muaralabuah.
“Mereka tidak peduli dengan kami!” teriak salah satu pendemo. Selama ini, dana CSR diambil alih Pemda setempat tanpa transparansi, dan PT SEML tidak melibatkan tokoh adat dalam keputusan penting. Sejak pekerjaan tahap 1 hingga produksi, dan rencana pekerjaan tahap 2, perusahaan sama sekali tidak menghormati adat dan masyarakat setempat.
“Kami hanya jadi penonton di tanah kami sendiri,” kata Noviar Datuak Rajo Endah, seorang Ninik Mamak. “Perusahaan PT SEML tidak memperhatikan adat Sungai Pagu. Kami punya pucuk pimpinan adat dan Dubalang, tapi mereka hanya melibatkan segelintir orang.”
Aksi ini dimediasi langsung oleh perwakilan perusahaan PT SEML bersama tokoh Ninik Mamak, Dubalang, dan masyarakat setempat di lokasi blokade.
Erwin, perwakilan perusahaan, dan Ikhlas, project manager, akhirnya berjanji mencari solusi terbaik untuk masyarakat dan menandatangani surat kesepakatan kerja sama. Aksi ini juga dihadiri oleh pihak Koramil dan anggota Polsek Sungai Pagu.
Setelah mediasi, truk-truk mulai dikawal oleh masyarakat, Dubalang, dan Ninik Mamak menuju PT SEML.
Berdasarkan UUD 1945 pasal 18B dan UU No. 17 tahun 2022 serta deklarasi PBB 13 September 2007 tentang hak-hak adat, masyarakat menuntut PT SEML untuk menghormati dan memenuhi hak-hak adat di Sungai Pagu. “Kami tidak akan diam sampai hak kami dipenuhi!” teriak masyarakat.
Deno