Tanahdatar, Investigasi.news – Pembangunan masjid Al Qubra Pangian Tanah Datar menuai kekecewaan masyarakat pada umumnya dan khususnya pemilik mesjid secara adat serta perantau yang berpartisipasi penuh dalam pembangunan tersebut.
Kekecewaan tersebut bermula saat pembangunan mesjid yang telah dimulai 5 tahun lalu. Kala itu pembangunan Masjid Al Qubra Pangian Tanah Datar dimulai dengan membentuk panitia pembangunan yang di SK kan oleh SKB, KAN dan Wali Nagari.
Pada awal pembangunan beredar kabar biaya pembangunan berkisar Rp. 5 milyar. Selang setahun kemudian beredar lagi kabar angkanya naik sudah diatas Rp 6 Milyar. Tahun berikutnya juga beredar angkanya naik lagi, dan seterusnya tanpa ada dokumen yang utuh diikuti pembangunan mesjid yang tak sesuai besar anggaran yang telah digelontorkan dengan kondisi fisik bangunan.
Tentu saja, melihat pembangunan mesjid yang tak selesai meski telah menghabiskan lebih Rp. 5 M Pakiah Bandaro yang disebut-sebut pemilik secara adat menyampaikan rasa kecewanya pada media ini Sabtu (24/07).
Rasa curiga juga disampaikan Pakiah Bandaro terkait pembangunan mesjid tersebut. Pasalnya sejak awal panitia pembangunan mulai tidak utuh dimana panitia tanpa sekretaris dan tanpa pengawas lapangan kerena yang bersangkutan diketahui masyarakat tidak aktif.
Tak lama kemudian ketua juga tidak aktif dengan alasan tidak jelas. Sehingga yang kelihatan aktif hanya perencana sekaligus pelaksana, seorang bagian logistik, seorang petugas lapangan (bagian gudang yang bertugas juga mencatat sumbangan material langsung dari masyarakat), dan seorang bendahara.
Sadisnya, disini masyarakat tidak mendapatkan akses untuk mengetahui lebih jauh apa yang terjadi, sehingga sebagian masyarakat agak kecewa. Kekecewaan tersebut menjadi pemikiran yang liar, sehingga timbul pertanyaan pertanyaan yang mendasar seperti,
Adanya orang yang bekerja hanya orang segelintir saja, yang membangun juga perencana, yang juga sekaligus pengawas, perubahan RAB yang mengalami kenaikan terus menerus dan masih banyak lainnya yang membuat masyarakat bertanya-tanya.
Fakta tersebutlah yang membuat masyarakat menjadi terbelah. Sebagian masyarakat khawatir jika ini tidak diselesaikan akan menimbulkan fitnah terus menerus sehingga menimbulkan perpecahan yang lebih besar. Sehingga kita berkewajiban untuk “maminte sabalun anyuik”, “Nak Jan anyuik sarantau Kito”.
Disini, Pakiah Bandaro berharap pembangunan mesjid Al Qubra Pangian Tanah Datar ini bisa selesai sesuai yang telah direncakan, dan bagi pihak yang tidak bertanggungjawab dalam pembangunan ini bisa kita tindak”, ucapnya.
Sementara B salah seorang perantau yang ikut aktiv dalam pembangunan mesjid Al Qubra Pangian ini juga menjelaskan pada investigasi.news bahwa perlu diketahui untuk pembangunan masjid Al Qubra Pangian yang didukung oleh perantau yang terhimpun dalam DPP IKPR RAYA. “Saya sangat menyayangkan hal ini, dana besar, namun pembangunan mesjid ini tak sesuai”, ucapnya.
Sehingga hal itu tentu menjadi sekelumit hal yang membuat gaduh di masyarakat. Bukan tanpa alasan, laporan yang tidak transparan, kesesuaian bangunan dengan dana tak seimbang, hal ini lah yang membuat kami sebagai perantau rasa kecewa, jadi kami berharap kepada panitia saat ini untuk melaporkan keuangan maupun pelaksanaan pekerjaan”, paparnya.
Jadi, saat ini kami mengalami krisis kepercayaan kepada panitia, sebab sampai saat ini panitia tidak bisa memberikan laporan”, ucapnya.
Hingga berita ini ditayangkan tim Investigasi.news masih mencoba menghubungi pihak terkait lainnya.
Bersambung…
(Tim)