Pemilik Penampungan Timah di Payung Minta Maaf Kepada Bos Aon

More articles

spot_img

Pangkalpinang, investigasi.news-Pemilik Penggorengan timah di desa Payung Yanto als Aciuw mengaku apa yang disampaikan Ayau, (kakak kandungnya) bahwa barang itu dijual ke Bos A’on itu tidak benar.

Karena menurut Yanto pada saat itu, kakaknya sedang dalam banyak masalah, sehingga apa yang disampaikannya itu tidak terkontrol.

Sebagai pemilik dan juga adik dari Ayau, Aciuw memohon maaf kepada Bos A’on atas apa yang diucapkan kakaknya Ayau.

“Saya Aciuw,  mohon maaf sama Bos A’on, apa yang telah dikatakan ayau dimedia online, kalau ku ada jual timah sama Bos A’on itu salah, karena selama ini aku gak pernah jual sama Bos A’on. Jadi kalau aku ada jual, seperti yang diomong kakak saya ayau itu salah, ataupun kalau ada salah omongan kakakku di media tuh ku minta maaf sama Bos A’on, keluarga Bos A’on dan yang lainnya, serta mitra – mitra Bos A’on, jadi sekali lagi ku minta maaf,” ujar Yanto als Aciuw.

Permohonan maaf dan klarifikasi pemilik penggorengan timah di desa Payung Aciuw itu disampaikannya kepada tim Jobber (Journalis Babel Bergerak) disalah satu cafe di Pangkalpinang, Selasa (30/8/2022) itu atas pemberitaan yang diucapkan kakaknya dimedia bahwa timah dari penggorengan timah mereka dijual ke A’on itu tidak lah benar.

Sebelumnya, bahwa penggorengan pasir timah yang berada di lingkungan rumah masyarakat.

Bahkan yang satu ini terletak di belakang toko ataupun warung.
Penggorengan ini berada di belakang toko besi dan toko  peralatan kendaraan motor.

Jika dari luar tidak akan tampak adanya penggorengan dan gudang.
Tetapi melalui gang kecil dengan lebar hanya satu meter, kita bisa memasuki bagian belakang yang memiliki halaman luas.

Terlihat sejumlah mobil parkir di halaman gudang belakang toko.

Saat ditanya apakah penggorengan timah tersebut memiliki izin?

Salah seorang pemiliki toko peralatan yang berada di pinggir jalan masuk ke  rumah penggorengan pasir timah mengaku tidak bisa memberikan informasi.

“Ku dak tahu soal tu.  Yang punya itu adik saya. Dia sedang tidak ada di sini,” ujar Ayau, begitu Ia menyebutkan namanya.

Aktivitas penggorengan pasir timah milik adik Ayau ini tidak akan terlihat dari jalan raya, karena terhalang oleh ruko dan toko.

Begitulah cara pemilik penggorengan ini untuk menyembunyikan aktivitas penggorengan pasir  timah miliknya.

“Punya adik ku yang di Pangkalpinang Bang,” sebut Ayau kepada Tim Jobber, Sabtu (27/08/2022).

Ayau mengaku, sebelumnya aktifitas penampungan timah tersebut milik abangnya.

Namun sekarang ini, kata Ayau, tidak beraktivitas lagi.
Ayau kembali menjawab tidak tahu ketika ditanyakan izin surat keterangan asal (SKA) pasir timah dan izin AMDAL.

“Kalo soal tu ku juga dak tahu. Dulu punya adikku bang, men ade barang die kirim kekBos Aon,” ucapnya.

Ayau mengatakan dirinya hanya berdagang, bukan kolektor timah. Akan tetapi dari keterangannya  kepada Tim Jobber, Ayau mengetahui secara mendetail aktifitas yang dijalankan oleh adiknya tersebut.

“Kalau kami ni hanya jualan di toko Bang. Kalau toko kami ni sudah belasan tahun, mulai dari awal awal main timah di Bangka, cuma kan timah ni dak temtu lah, kadang sepi juga,” tuturnya.

Saat Tim Jobber ingin mengkonfirmasi kepada adiknya yang memiliki penggorengan timah, Ayau tidak memberi tahukan nama dan nomor ponsel milik adiknya tersebut.

Dia hanya bilang akan menyampaikan kepada adiknya.
“Nanti saya sampaikan saja ke adik saya. Soalnya sekarangkan adik saya tidak ada,” ujarnya.

Informasi yang dihimpun Tim Jobber di lapangan, bahwa baik penggorengan milik adik Ayau maupun milik Herman sudah lama beroperasi.

Meski disebut kedua penggorengan ini tidak  memiliki IMB, AMDAL maupun SKA, penggorengan tersebut tidak pernah ditertibkan oleh pihak terkait dan aparat penegak hukum.

“Biasalah Bang, kalo bicara soal timah ini, ada duit dan rajin  koordinasi, semua pekerjaan goreng timah lancar. Apalagi daerah kami ini jauh dari pusat kota kabupaten maupun provinsi, jadi tidak terlalu mendapatkan perhatian dari APH,” tukas Yandi, warga sekitar, saat berbincang bersama Tim Jobber, Sabtu (27/8/2022). (JB/zli)

spot_img

Latest

spot_img