Malut, Investigasi, investigasi.news -Mungkin peribahasa atau idiom serigala berbulu domba pantas disematkan untuk wartawan Sula yang satu ini, karena sikapnya yang berseberangan dengan karakter aslinya.
Kesehariannya ia menentang segala bentuk kecurangan dan penyalahgunaan BBM bersubsidi, namun dibalik itu diduga dirinya malah memainkan peran ganda dengan ’barmaeng’ (mengelola-red) BBM bersubsidi jenis minyak tanah.
Oknum wartawan DS diduga pemilik pangkalan dengan nama DIA ADA yang beralamat di desa Buya-Kec. Mangoli Selatan, Kab. Kepulauan Sula.
Selain tidak memiliki pangkalan transit, DS disinyalir menjual BBM bersubsidi jenis minyak tanah dengan harga diatas harga eceran tertinggi atau HET yang sudah ditetapkan pemerintah daerah.
”Tidak ada gudang atau pangkalan transit dengan nama DIA ADA di Sanana, harusnya setiap pengusaha minyak tanah pulau Mangoli punya pangkalan transit”, ujar salah satu pengusaha BBM bersubsidi yang ditemui Investigasi diarea pangkalan transit di desa Mangon-Sanana, Jumat (11/8).
Meski enggan menyebutkan namanya, pengusaha BBM bersubsidi ini mengatakan, biasannya yang seperti itu prakteknya, saat dapat kuota minyak langsung dibawa ke pulau Mangoli dengan menggunakan kendaraan laut jenis bodyfiber.
Dari informasi yang dikantongi media ini, pangkalan DIA ADA milik oknum wartawan DS atas nama isterinya bernama Mardia Duwila, meski tidak terdaftar pada list 100 data pangkalan yang ada di Kab. Kepulauan Sula, pangakalan DIA ADA mendapat kuota BBM minyak tanah sekitar 1-4 Ton.
Sementara itu pihak PT. AMT Sanana Lestari enggan berkomentar banyak terkait hal ini.
”Pada prinsipnya BBM bersubsidi tidak dijual diatas harga HET, atau ditimbun yang menyebabkan masyarakat sekitar sulit mendapatkannya, sehingga tidak merugikan masyarakat, untuk pangkalan tadi nanti saya check soalnya ada banyak pangkalan yang menjadi mitra kami”, ujar pihak Sanana Lestari.
Sementara itu media ini juga sempat mengkonfirmasi salah satu staf pada dinas Perindagkop dan UKM mengenai HET minyak tanah pada Kec. Mangoli Selatan, namun kemudian masih menunggu konfirmasi.
Sedangkan berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun untuk HET Kec. Mangoli Selatan Rp 5.500,-/liter, sedangkan ada dugaan pangkalan DIA ADA menjual dengan harga Rp 7.000,-/liter.
( RL )