Terkait Kepergian Muhammad Wildan, Keluarga Besar SDN 3 Sanana Sampaikan Permohonan Maaf

More articles

Malut, Investigasi.news – Muhammad Wildan memang telah pergi meninggalkan kita semua, namun penting kiranya kita melakukan introspeksi agar tidak ada lagi wildan-wildan berikutnya yang membawa duka untuk kita semua.

Hal diatas yang kemudian menjadi catatan bagi Jamaludin Umaternate, S.Pd.I. Kepala Sekolah SDN 3 Sanana dalam penyampaian permohonan maaf bersama pihak komite sekolah.

“Atas nama pribadi dan pimpinan serta semua civitas akademik SDN 3 Sanana kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas meninggalnya siswa/anak kami Muhammad Wildan Al Munir pada hari Jumat 22 September 2023 di RSUD Sanana”, ujar Jamaludin mengawali keterangan persnya kepada media, Rabu (4/10).

Masih kata Jamaludin, semoga ananda Wildan mendapat tempat yang layak disisi Allah SWT dan kepada orang tua serta keluarga yang ditinggalkan semoga diberikan ketegaran dan ketabahan, serta kesabaran dalam mengahadapi cobaan ini.

Baca Juga :  Kerap Disentil Soal Layanan, Ini Kata Direktur RSUD-Sanana

“Saya menganggap Wildan bukan hanya sebagai siswa, tapi juga sebagai anak, makanya kemarin saya sempat menemaninya dalam perawatan di RSUD, sampai menghembuskan nafas terakhirnya”, lanjut Kepsek Jamaludin.

Menurutnya Wildan anak yang baik dan penurut sehingga dia turut merasa kehilangan.

Kepada investigasi, Jamaludin menceritakan jika selaku pimpinan di SDN 3 Sanana dirinya juga melakukan mediasi antara pihak dinas pendidikan, kemudian keluarga korban (Wildan), juga keluarga pelaku serta pihak komite sekolah dan ketua KKSS-Sula.

“Alhamdulillah hasil mediasi kemarin (3/10) kami sepakat untuk masalah ini diselesaikan secara kekeluargaan, dan hasil ini tadi juga kami sampaikan ke pihak kepolisian (polres Sula) sebagai bahan pertimbangan pada penanganan perkara ini”, tambah Jamaludin.

Baca Juga :  Anggaran Tak kunjung Cair, Pengadaan Lahan Bandara di Taliabu Maluku Utara Molor

Jamaludin menuturkan jika dirinya juga sudah nonaktifkan wali kelas III B atau wali kelas almarhum Wildan untuk dilakukan pembinaan, sementara itu siswa pelaku diberikan sangsi untuk sementara tidak diperbolehkan belajar langsung (tatap muka) di sekolah, namun sebagai gantinya siswa pelaku belajar secara daring.

Diketahui Muhammad Wildan menjadi korban pemukulan antar sesama siswa di SDN 3 Sanana, meski sempat dirawat di RSUD Sanana, Wildan akhirnya meninggal dunia.

Kematian Wildan menjadi pukulan telak bagi dunia pendidikan di kepulauan Sula, namun begitu semua pihak menyadari bahwa kejadian ini tidak boleh terulang kembali.

“Saya pribadi sangat memberikan apresiasi kepada orang tua dan keluarga besar Wildan, atas keikhlasan mereka untuk tidak melakukan tuntutan apapun atas peristiwa ini, jelas hal ini menjadi pembelajaran bagi kami semua sebagai pendidik, terima kasih ananda Wildan meski dirimu telah meninggal kami, tapi ada pelajaran berharga yang engkau titipkan”, pungkas Jamaludin dengan mata berkaca-kaca yang tidak bisa menyembunyikan kesedihannya.

Baca Juga :  Diduga KPU Di Maluku Utara Halmahera Selatan Loloskan Anggota PARPOL menjadi Panitia Adhock, Integritas KPU Diragukan !

Sementara itu Sabirin Joisangaji dari pihak Komite SDN 3 Sanana berharap kejadian serupa tidak terulang kembali, untuk itu dirinya berharap adanya perhatian dari semua pihak, baik itu pihak sekolah, orang tua serta dinas teknis yang membidangi pendidikan di kepulauan Sula.

“Kami para orang tua murid (wali murid) SDN 3 Sanana akan berkoordinasi agar dibuat suatu forum yang dihadiri semua pihak, baik itu sekolah, Pemda Sula dalam hal ini dinas pendidikan, kemudian bila perlu DP3A untuk merumuskan langkah-langkah persuasif agar tidak ada lagi kejadian serupa”, cetus Sabirin.

( RL )

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest