Dalam perjuangan melawan kedzaliman penguasa, tindakan nyata jauh lebih bermakna daripada sekadar berkoar-koar di balik layar. Kita hidup dalam era di mana media sosial dan ruang-ruang digital memberi kita platform yang luas untuk menyuarakan ketidakpuasan kita terhadap pemerintah yang zalim. Namun, kita harus sadar bahwa sorakan belakang layar tidak cukup untuk menciptakan perubahan yang substansial.
Saat ini, banyak yang terjebak dalam perang kata-kata online, mengkritik pemerintah dengan nada yang keras tetapi tidak diiringi oleh tindakan nyata yang membawa dampak. Meratapi kezaliman tanpa langkah konkrit adalah seperti berteriak ke angin ” suara kita mungkin terdengar, tetapi tidak akan merubah arah aliran peristiwa”.
Melawan penguasa yang zalim memerlukan keberanian untuk bangkit dan bertindak. Ini bukan soal menyalahkan atau menyerang, tetapi tentang mengambil inisiatif untuk membawa perubahan yang kita inginkan. Langkah pertama adalah dengan mendidik diri kita sendiri tentang hak-hak kita, serta kewajiban dan tanggung jawab kita sebagai warga negara. Tanpa pemahaman yang kuat tentang situasi dan masalah yang kita hadapi, upaya kita untuk melawan kedzaliman akan terbatas.
Setelah kita memahami apa yang perlu dilakukan, saatnya untuk bergerak. Tindakan nyata dapat berupa demonstrasi damai, menggalang dukungan dari komunitas lokal, mengkampanyekan perubahan kebijakan, atau bahkan memasuki arena politik untuk menjadi agen perubahan dari dalam. Tidak ada satu cara yang benar untuk melawan kedzaliman, yang penting adalah tindakan tersebut bermuara pada upaya konkret untuk mengubah keadaan yang tidak adil.
Perjuangan melawan penguasa yang zalim tidak akan mudah. Kita mungkin menghadapi intimidasi, penindasan, atau bahkan risiko kehilangan nyawa. Namun, kita harus ingat bahwa keberanian dan keteguhan adalah kunci untuk menghadapi rintangan tersebut. Seperti yang dikatakan oleh Martin Luther King Jr., “Hukum yang tidak adil harus dilawan dengan perlawanan yang aktif.”
Menghadapi zaman di mana keprihatinan dan ketidakpuasan sering kali hanya diekspresikan melalui kata-kata, kita harus berani membedakan antara berbicara dan bertindak. Kita harus bangkit sebagai agen perubahan yang bertanggung jawab, siap untuk menghadapi risiko dan tantangan yang mungkin datang. Hanya dengan tindakan nyata kita dapat mengubah realitas kezaliman menjadi keadilan yang kita impikan.
Oleh : Y. Tabaika/Korlipnas Investigasi.news & Dutametro.com