Mengembalikan Permainan Tradisional Anamehe Sua

More articles

spot_img

Melawan Lupa……..!!!

Sebagai Kabupaten yang berada di wilayah paling selatan Povinsi Maluku Utara. Pada umumnya, Warga masyarakat Kepulauan Sula sangat terbuka dalam menerima apapun, baik itu suku pendatang yang ingin tinggal di Sula maupun kemajuan peradaban itu sendiri.

Namun dibalik jiwa ’welcome’ orang Sula terdapat dampak lain yang memperihatinkan bagi wawasan dan karakter generasi. Kenapa tidak, sekitar tahun 90’an, di Kepulauan Sula banyak didapati beragam permainan tradisional atau sejumlah permainan rakyat. Pada sejumlah permainan ini, kerap sekali mengawali permainan dengan karya sendiri yang sederhana guna untuk di mainkan oleh setiap orang baik dipekarangan rumah maupun dilapangan terbuka.

Permainan tradisonal tersebut adalah permainan yang diturunkan sejak dulu dari zaman nenek moyang orang Sula, namun sekarang sudah jarang dimainkan oleh anak-anak. Permainan ini menggunakan alat-alat sederhana yang biasa dijumpai dilingkungan sekitar seperti kayu, daun, bambu, dan tali.

Permainan tradisional di Kepulauan Sula mengandung makna yang amat penting, selain membangun edukasi, juga sebagai sarana untuk berkreasi, membentuk Inovasi, menjalin komunikasi serta merajut interaksi sosial yang baik.

Semua terkandung didalamnya sebagai bentuk ciri khas daerah Sula itu sendiri dimana rakyatnya sangat ramah, saling tolong-menolong, menghargai perbedaan, giat yang tinggi dan toleransi.

Sebut saja sejumlah permainan tersebut seperti : Permainan Kelereng (Muntil), Gasing (Fag), Konon, Katapel, Wai-wai, Aga-aga/Salenga-lenga, Boi Tempurung, Toki-toki Gana dan masih banyak sejumlah permainan lainnya.

Permainan Tradisional di Kepulauan Sula yang hampir punah ( Photo : Ist )

Sejumlah permainan itu yang membuat indah kisah masa-masa kecil, membuat hangat kebersamaan dimasa lalu, membuat cerita pertemanan kita tak ada habisnya.

Bahkan jika ketemu dengan teman sejawat, baik yang berprofesi sebagai petani, nelayan maupun yang sudah jadi pejabat, selalu mengingatkan terhadap keahlian masing-masing pada permainan dimasa lalu.

Baca Juga :  Open Turnamen Saketa Cup, Menjadi Landasan Progam Kerja Ketua Pemuda

Kini, seiring dengan maju teknologi dan bergesernya peradaban budaya dewasa ini, permainan tradisional di Sula ini terkesan di pinggirkan oleh generasi sendiri hingga menganggapinya sebagai permainan yang sangat tertinggal bahkan yang memainkan dianggap paling kampungan.

Hal tersebut terjadi karena permainan tradisional dikalahkan oleh maraknya permainan Game Online maupun Offline pada handphone dewasa ini yang dapat di akses secara mudah. Tak bisa di pungkiri, beberapa tahun yang akan datang banyak generasi Sula akan lupa bahkan sampai pada titik tidak tahu menahu sama sekali soal permainan tradisional orang Sula.

Permasalahan beruntun ini pasti akan terjadi dan disejumlah kalangan mungkin dianggap sebagai suatu hal biasa yang lumrah terjadi seiring dengan majunya perubahan jaman. Kendati demikian, disatu sisi kita harus menganggap ini merupakan sebuah persoalan serius yang menjadi tanggung jawab kita bersama menyangkut persoalan permainan rakyat dan tradisi di negeri senapan ini.

Permasalahannya adalah, bukan kita tidak ingin menerima kemajuan teknologi yang terjadi saat ini, namun perlu kita menyadari bahwa, kemajuan teknologi tidak seluruhnya membawa dampak positif bagi kita namun juga membawa dampak negatif yang tanpa kita sadari, hal ini tentu cukup mengkhawatirkan bagi kita, terutama bagi anak-anak yang sedang mengalami fase perkembangan.

Ada hal baik dibalik kemajuan teknologi namun dalam konteks permainan anak-anak, ternyata menimbulkan dampak negatif, baik dari sisi kesehatan, edukasi maupun dari aspek sosial.

Berikut dampak buruk permainan modern diantaranya :

1. Dari aspek sosial, berkembangnya game online maupun offline membuat anak-anak menjadi anak yang induvidualis, tidak memiliki kepekaan sosial dan menjadi pribadi yang tertutup karena permainan pada handphone tidak mengajarkan kerja sama dan hal-hal yang positif.

2. Mengganggu kesehatan mata akibat intens menatap layar handphone terlalu lama saat bermain game otomatis akan membuat kesehatan mata anak-anak jadi menurun, minus bertambah, sampai bisa jadi kerusakan saraf mata.

3. Terjadi gangguan pada aspek psikomotorik, akibat hanya duduk sendiri sambil bermain game dapat membuat anak jadi kurang banyak bergerak. Akibatnya, lama kelamaan kemampuan motorik anak akan menurun, sehingga pertumbuhan badannya jadi tidak maksimal dan anak berisiko mengalami obesitas.

4. Mengalami masalah komunikasi, tidak hanya kemampuan bersosialisasi saja yang bermasalah, anak yang kecanduan game juga akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. Kegiatan berkomunikasi bukan hanya sekadar mendengarkan dan memberi respons perkataan orang lain, tapi juga termasuk membaca ekspresi lawan bicara menjaga perasaan dan lainnya. Anak yang kurang bersosialisasi biasanya kesulitan melakukan hal ini.

5. Akibat keasikan bermain game lewat handphone jika tidak dalam pengawasan orang tua maka akan menjadi faktor gangguan tidur dan waktu belajar anak tidak efektif yang pada akhirnya menyebabkan menurunnya kemampuan kualitas akademik.

6. Hilangnya identitas, selain permainan anak-anak, permainan tradisional adalah ciri khas suatu daerah sekaligus menggambarkan budaya pada masyarakat tersebut. Sehingga dengan tidak ada permainan tersebut dapat menyebabkan hilangnya warisan budaya para leluhur.

Oleh karena itu butuh adanya langkah dalam mengantisipasi lenyapnya permainan tradisional dari jazirah hai kau gatel yang sejuk ini. pentingnya langkah ini Karena ?

Baca Juga :  Peran Generasi Muda Dalam Pusaran Ancaman Dan Harapan Konsolidasi Demokrasi Pada Pemilu 2024

1. Permainan tradisional merupakan salah satu kesenian yang termasuk dalam keragaman budaya Indonesia yang perlu di rawat keberadaannya.

2. Dalam permainan tradisional memiliki berbagai makna sekaligus menunjukkan keunikan masyarakat setempat yang menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik hingga mancanegara.

3. Didalam permainan tradisional juga mengandung nilai-nilai lokal wisdom, seperti nilai tenggang rasa untuk menghormati dan menghargai orang lain, kejujuran dan tidak berlaku curang.

Sehingga perlu adanya langkah-langkah strategis untuk menjaga dan mewariskan permainan tradisional kepada generasi lanjut di kepulauan Sula dan solusi itu perlu dilakukan melalui :

1. Memperkenalkan Permainan Tradisonal dengan cara yang lebih menarik, dengan memperkenalkan permainan tradisional dengan berbagai cara yang menarik akan mendapatkan simpati dan menjadi cara tersendiri dalam merawat permainan tradisional sula contohnya dengan mengadakan lomba permainan tradisional atau laksanakan Festival Permainan Tradisional di lingkungan masyarakat.

2. Lokakarya atau Pelatihan Permainan Tradisional. Dengan kegiatan lokakarya atau pelatihan akan sangat membantu generasi muda untuk kembali mengenal permainan tradisional sebagai pelestarian yang paling positif sambil mempraktekkan dalam forum tersebut.

3. Permainan Tradisional terus dimainkan. Cara yang efektif untuk mewariskan permainan tradisional adalah dengan terus memainkan permainan tersebut. Salah satu upaya untuk melestarikan permainan tradisional adalah dengan cara memainkan permainan tersebut dengan teman atau saudara. Selanjutnya, bisa memanfaatkan media sosial untuk mengenalkan permainan tradisional di khalayak ramai.

4. Membuat Buku Ajar. Sebagai rangkaian dari upaya untuk menjaga permainan tradisional tak hilang ditelan zaman, oleh sejumlah pihak diharapkan bisa menuangkan dalam bentuk buku, apakah itu buku ajar atau buku referensi umum pada umumnya. Beberapa buku, baik referensi maupun populer, haruslah di terbitkan khusus membahas tentang permainan tradisional.

5. Memasukan pada Mata Pelajaran Muatan Lokal. Langkah ini dilakukan sebagai salah satu bentuk upaya melaksanakan amanat UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Sebab dengan sosialisasi permainan tradisional dapat memperkaya bahan ajar tenaga pendidik dan sesuai dengan karakteristik dan budaya kedaerahan masing-masing.

Dengan mengetahui urgensi atas persoalan ini mengajak kita untuk dapat melawan lupa, mengembalikan identitas permainan tradisional sebagai warisan para leluhur dan kembali membuat anak-anak memiliki kesempatan untuk berkreasi, berinovasi dan bersosialisasi terhadap sesama dengan permainan yang lebih menyenangkan. Hal terpenting adalah, kita bisa membentengi generasi dari dampak buruk kemajuan teknologi yang semakin kebablasan.

Baca Juga :  Beratnya Mewujudkan Bank Nagari Syariah di Negri ABS SBK

Demikian, semoga bermanfaat.

 

Penulis adalah :

Sahrul Takim, S.Pd.I., M.Pd.I

Ketua STAI Babussalam Sula.

spot_img
spot_img

Latest

spot_img