Pertumbuhan platform fintech lending di Indonesia, seperti yang ditunjukkan oleh Kredit Pintar, merupakan cerminan dari dinamika yang kompleks dalam industri keuangan modern. Dalam kuartal pertama tahun 2024, Kredit Pintar berhasil mencatatkan pertumbuhan positif dengan jumlah peminjam yang terus meningkat, mencapai lebih dari tujuh juta nasabah sejak berdirinya pada tahun 2017. Pertumbuhan ini tidak hanya terbatas pada jumlah nasabah, tetapi juga mencakup ekspansi geografis, terutama di wilayah Sumatra Utara, di mana penyaluran pinjaman tumbuh secara signifikan.
Menyoroti pertumbuhan yang pesat di Sumatra Utara, terutama di Kota Medan, pertumbuhan pinjaman Kredit Pintar mencapai 48,26 persen. Ini menunjukkan adanya permintaan yang kuat akan akses pendanaan di wilayah tersebut, terutama dari pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dalam konteks ini, Kokko Cattaka, Head of Business Kredit Pintar, menggarisbawahi pentingnya penyediaan solusi pendanaan alternatif bagi UMKM untuk mendukung pertumbuhan usaha mereka.
Tantangan utama yang dihadapi oleh UMKM adalah akses terhadap modal usaha. Dalam upayanya untuk membantu UMKM mengatasi tantangan ini, industri fintech peer-to-peer (P2P) lending hadir sebagai solusi yang dapat memberikan akses pendanaan yang lebih mudah dan cepat. Namun, kesadaran akan manfaat dan risiko dari platform fintech P2P masih rendah di kalangan masyarakat. Untuk mengatasi hal ini, Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) berkomitmen untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat melalui berbagai kegiatan edukasi dan sosialisasi, seperti yang dilakukan dalam acara Fintech Lending Days di Medan.
Pemerintah, melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK), juga memberikan dukungan terhadap perkembangan industri fintech lending. Dalam acara Fintech Lending Days, Deputi Komisioner Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK, Jasmi, menekankan pentingnya pengoptimalan industri fintech lending untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan UMKM.
Potensi Sumatra Utara sebagai salah satu wilayah dengan kontribusi ekonomi terbesar di Indonesia juga menjadi fokus dalam acara tersebut. Melalui berbagai kegiatan dalam Fintech Lending Days, AFPI berharap dapat meningkatkan akses pendanaan bagi UMKM di Sumatra Utara, yang pada gilirannya diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi regional.
Namun, dalam mengoptimalkan industri fintech lending, penting untuk mempertimbangkan risiko dan tantangan yang ada. Salah satu risiko yang perlu diatasi adalah risiko terkait literasi keuangan di kalangan masyarakat. Selain itu, perlu juga dilakukan pengawasan dan regulasi yang ketat untuk memastikan bahwa industri ini beroperasi secara sehat dan bertanggung jawab.
Kredit Pintar, sebagai salah satu pelaku utama dalam industri fintech lending, menegaskan komitmennya untuk memberikan akses pendanaan yang lebih luas bagi UMKM. Dalam rangkaian acara Fintech Lending Days, mereka tidak hanya memberikan dukungan penuh, tetapi juga berupaya meningkatkan kualitas dan kreativitas UMKM melalui berbagai kegiatan edukasi dan pelatihan.
Selain itu, perlu juga adanya kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, regulator, dan pelaku industri, untuk menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pertumbuhan industri fintech lending. Hanya dengan kerjasama yang baik antara semua pihak, kita dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Dalam mempertimbangkan tantangan dan peluang yang terdapat dalam industri fintech lending, sangat penting untuk memprioritaskan prinsip-prinsip kehati-hatian dan keberlanjutan. Meskipun industri ini memiliki potensi besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan inklusi keuangan, namun perlu diakui bahwa juga terdapat risiko yang perlu dikelola secara cermat.
Pentingnya prinsip kehati-hatian dalam industri ini tidak bisa diabaikan. Mengingat sifatnya yang inovatif dan berkembang pesat, risiko-risiko tertentu seperti kredit macet, kegagalan teknologi, dan risiko operasional lainnya dapat muncul dengan cepat. Oleh karena itu, pengelolaan risiko harus menjadi fokus utama bagi semua pemangku kepentingan dalam industri fintech lending.
Namun demikian, potensi positif dari industri ini juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Melalui pemanfaatan teknologi dan inovasi, fintech lending dapat memberikan akses pendanaan yang lebih luas bagi UMKM dan masyarakat pada umumnya. Ini dapat berkontribusi secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan inklusi keuangan di seluruh negeri.
Untuk mencapai potensi positif ini, kerjasama antara pemerintah, regulator, industri, dan masyarakat sangatlah penting. Dengan kolaborasi yang kokoh, mereka dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan industri fintech lending yang sehat dan berkelanjutan. Ini termasuk pembuatan kebijakan yang bijaksana, pengawasan yang ketat, dan edukasi masyarakat tentang manfaat dan risiko dari layanan fintech lending.
Pemerintah dan regulator memiliki peran penting dalam memastikan bahwa industri ini beroperasi sesuai dengan standar yang tinggi dan prinsip-prinsip kehati-hatian. Mereka harus mengembangkan kerangka kerja yang memadai untuk mengatur operasi fintech lending, memastikan perlindungan konsumen, dan mencegah kegiatan ilegal atau merugikan.
Di sisi lain, pelaku industri juga memiliki tanggung jawab untuk menjaga keberlanjutan operasi mereka. Mereka harus berkomitmen untuk memberikan layanan yang bertanggung jawab, menjalankan praktik bisnis yang adil, dan berinvestasi dalam teknologi dan sistem yang aman dan andal.
Tidak kalah pentingnya, partisipasi dan pemahaman masyarakat tentang fintech lending juga merupakan faktor kunci. Masyarakat perlu diberikan pemahaman yang baik tentang manfaat, risiko, dan tata cara penggunaan layanan fintech lending. Ini akan membantu mengurangi risiko penyalahgunaan atau kelalaian dalam penggunaan layanan tersebut.
Dalam konteks UMKM, penting untuk mengakui bahwa mereka adalah salah satu pihak yang paling berpotensi mendapatkan manfaat dari perkembangan industri fintech lending. Dengan akses yang lebih mudah dan cepat terhadap pendanaan, UMKM dapat memperluas usaha mereka, menciptakan lapangan kerja baru, dan berkontribusi lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Namun, hal ini juga menempatkan tanggung jawab tambahan bagi UMKM untuk menggunakan layanan fintech lending secara bijaksana. Mereka perlu memahami risiko yang terlibat dan memastikan bahwa mereka mampu membayar kembali pinjaman yang diterima tanpa menimbulkan beban finansial yang berlebihan.
Dengan upaya bersama dan kesadaran akan tantangan serta potensi dari industri fintech lending, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan bagi industri ini. Ini akan memberikan manfaat besar bagi UMKM, masyarakat, dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, serta memastikan inklusi keuangan yang lebih luas dan berkelanjutan di Indonesia.
Oleh: Andhika Wahyudiono
Dosen UNTAG Banyuwangi