Kegiatan pertambangan merupakan salah satu industri pengolahan yang turut dalam menopang perekonomian indonesia. Laporan Badan pusat statistic (BPS) tahun 2023, nilai perekonomian indonesia berdasarkan produk domestic bruto (PDB) pertambangan menempati posisi ke IV dengan jumlah 2.198,0 8 triliun (10,52%) dalam menopang pertumbuhan ekonomi indonesia setelah pertanian.
Sedangkan berdasarkan laporan Bank Indonesia (BI), Maluku utara menjadi Provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua di indonesia setelah Sulawesi Tengah. Angka pertumbuhan ekonomi maluku utara pada triwulan IV 2022 tumbuh sebesar 17,74% (yoy).
Pertumbuhan ekonomi maluku utara didukung oleh pengolahan industri nikel, bertambahnya investasi dan kinerja ekspor ke luar negeri. Meskipun pengolahan industry nikel memberikan peningkatan nilai ekonomi daerah dalam hal ini maluku utara, sejatinya peningkatan ini tidak berdampak pada mayoritas penduduk di maluku utara.
Rata-rata Masyarakat maluku utara bergantung pada sektor pertanian seperti kopra, cengkeh dan pala.
Dikutip dari laporan Bank Indonesia (BI) pada triwulan IV 2022 Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) yang menjadi salah satu parameter kesejahteraan petani di Maluku Utara memperoleh indeks 104,88, mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 106,92 atau menurun sebesar 2,04 basis poin dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan nilai ekonomi daerah yang signifikan hal ini tidak sejalan dengan daya beli masyarakat di maluku utara.
Tercatat Inflasi IHK Kota Ternate pada triwulan IV 2022 sebesar 3,73% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan IV 2021 sebesar 2,38% (yoy). Berdasarkan kondisi yang terjadi di maluku utara, kita dapat melihat bahwa telah terjadi monopoli kapitalis secara besar-besaran di maluku utara, Hal ini sejalan dengan meningkatnya angka kemiskinan di maluku utara yang naik menjadi 6,46% pada Maret 2023, dari 6,23% pada Maret 2022.
Bentuk monopoli yang nyata di maluku utara adalah menggantikan tatanan ekonomi dalam masyarakat dengan tujuan utamanya adalah memuaskan dan memenuhi segelintir orang yang diaggap Istimewa dalam tatanan social, serta pemiskinan yang berlanjut atas sebagian masyarakat.
System ini mengorbankan kepentingan masyarakat pada kepentingan individu.
Rudolf Rocker mengatakan kekuasaan hanya bekerja secara destruktif, cenderung selalu memaksakan manifestasi kehidupan sesuai dengan ukuran dan aturan hukum-hukumnya, artinya Pemerintah lupa bahwa mayoritas masyarakat di maluku utara menggantungkan kehidupan pada sektor pertanian dan nelayan.
Ketika hilirisasi nikel hadir sebagai solusi peningkatan nilai ekonomi artinya regulasi yang kemudian dihadirkan bukan lagi berpihak pada kepentingan masyarakat kita, namun lebih kepada keuntungan borjuis.
Dalam kajian buku Anarco Sindikalisme, Rudolf Rocker mengungkapkan “Setiap kemunculan kekuasaan baru membutuhkan instrument kekuasaan politik untuk memertahankan hak-hak ekonomi dan social atas nama rakyat”. Bahwa setiap lahirnya kekuasaan baru dari tahun ke tahun adalah bentuk nyata perpanjangan tangan kekuasaan meciptakan kemiskinan dan kondisi-kondisi social lainya dalam masyarakat.
Kekuasaan ini sama seperti pedang bermata dua, satu sisi melanggengkan kemiskinan kemelaratan dan kondisi social lainya, tapi sisi lain pada saat yang sama dengan wajah politiknya, muncul sebagai sosok yang akan menuntaskan segala persoalan yang Tengah terjadi di masyarakat.
Oleh: Pupus (Mahasiswi)