Padang, investigasi.news-Hujan yang terus menerus akhir-akhir ini berdampak kepada produksi air bersih Perumda Air Minum Kota Padang. Sebanyak 33 batang pipa DN-400 GI di intake Palukahan, Kuranji patah diterjang air Batang Aiedingin hingga mengalami kebocoran.
Terjadinya kerusakan pada pipa tersebut berdampak terganggunya pasakan air bersih kepada ribuan pelanggan di sejumlah kawasan.
Direktur Utama Perumda Air Minum Kota Padang, Hendra Pebrizal didamping Direktur Teknik Andri Satria kepada wartawan kemarin mengatakan, kebocoran terjadi pada dua jalur yang berada di tengah hutan dengan kondisi dan lokasi ekstrem. “Petugas harus menyeberangi sungai Batang Aiedingin dan tebing yang terjal,” ujarnya.
Rusaknya kedua pipa transmisi air baku ini, lanjutnya, mengakibatkan terganggunya suplai air baku ke IPA Taban dan IPA Palukahan. “Buntutnya berdampak pada terganggunya layanan pendistribusian air pada beberapa kawasan,” ujarnya.
Daerah yang terdampak diantaranya Lubukbuaya, Anakair, Tabing, Bungopasang, Tunggul Hitam, Air Tawar, Sungai Kareh, Gunung Sarik, Balai Baru, Kalumbuk, Gurun Laweh, Surau Gadang, Gunung Juaro, dan sebagian Siteba.
“Pada beberapa daerah ada yang mengalami pemutusan selama 24 jam. Ada pula yang air bersihnya mengalir, namun tidak maksimal,” jelasnya.
Untuk tetap memberikan pelayanan, Perumda Air Minum Kota Padang menurunkan beberapa mobil tangki guna menyuplai langsung air bersih ke rumah pelanggan.
“Mengingat luasnya daerah yang terdampak, kami meminta bantuan 2 unit mobil tangki, 1 unit dari BPBD dan 1 unit lagi dari PMI, sedangkan mobil tangki yang dimiliki Perumda AM Kota Padang berjumlah 3 unit, sehingga ada 5 unit mobil tangki yang akan membantu mendistribusikan air untuk sementara sampai perbaikan selesai,” ujarnya.
Hendra Pebrizal menyampaikan maaf atas terganggunya pelayanan sejak beberapa hari ini. Ia mengatakan, butuh waktu yang lumayan lama untuk memperbaiki jaringan agar pelayanan kembali normal.
“Mengingat lokasi dan banyaknya jumlah kerusakan pipa, Kami belum bisa mengestimasikan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menjadikan layanan kembali seperti semula. Namun, Kami selalu berupaya melakukan perbaikan semaksimal mungkin,” ulasnya.
Hendra menyebutkan, bukan pelanggan saja yang dirugikan atas bencana ini, namun juga pihak Perumda. “Pasalnya, Perumda mengalami kerugian sekitar Rp2 miliar untuk perbaikan jaringan. Kerugian belum termasuk pendapatan dari suplai air yang terputus,” ujarnya.
Hendra menyebut, kondisi yang terjadi merupakan murni bencana alam.Untuk itu, pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin melakukan perbaikan. Sehingga pelayanan kepada pelanggan kembali normal.
Sementara itu, Direktur Teknik Perumda Air Minum Kota Padang Andri Satria menyebutkan, butuh waktu lumayan lama untuk memperbaiki pipa yang terputus. Medan yang sulit membutuhkan waktu membawa material ke lokasi.
“Untuk pengerjaan perbaikan memang butuh waktu. Ada dua jalur yang rusak. Untuk satu jalur saja kita asumsikan memakan waktu satu bulan,” ujarnya. Lamanya pengerjaan, lanjut Andri juga dipengaruhi oleh cuaca, lantaran intensitas hujan cukup tinggi.
“Hujan yang terjadi tak menentu yang berlangsung tiap hari juga mempengaruhi kualitas pengerjaan perbaikan di lokasi. Meski begitu, kita akan tetap berusaha agar perbaikan secepat mungkin sehingga distribusi air kembali normal,” pungkasnya.
Sejumlah pelanggan yang terdampak mengeluhkan putusnya aliran air sejak beberapa hari ini. “Persediaan air di bak sudah habis, untuk mandi dan mencuci terpaksa menampung air hujan,” ujar Yose, pelanggan Perumda Air Minum Kota Padang di kawasan Sungaisapih kemarin. (Hms)