Hasneril; Jangan Pernah Gengsi Meminta Maaf

Baca Juga

Padang, Investigasi.news – Siapa yang tidak kenal dengan Hasneril, SE. Beliau adalah sosok yang ramah dan mudah senyum. Sebagai rekan kerja beliau juga dikenal dengan sosok yang humbel. Sehingga dengan sifat dan kepribadian yang dimilikinya, ada saja teman dan saudara yang dimiliki disetiap daerah yang pernah dikunjungi.

Teman dan saudara yang dimiliki bukan saja yang berada pada kelas hidup atau strata sosial yang sama. Malah banyak yang tidak mampu, bahkan pengemis dan pedagang di pinggir jalanpun dijadikan beliau teman.

Usut punya usut, ternyata kepribadian yang luar biasa tersebut bukan terbentuk begitu saja. Kisah kehidupan yang beliau jalani semasa kecil telah menjadikannya seorang yang sangat bijak dalam bergaul.

Putra-putri Hasneril. (Foto: Pribadi)

Sosok yang biasa disapa Aji ini juga mewarisi sifat dan kebiasaan serta adab yang luar biasa. Sedari kecil Aji telah mendidik anak-anaknya dan membiasakan untuk mengucapkan kata maaf. Walau orang tua sekalipun yang salah Aji selalu membiasakan untuk berucap maaf kepada anaknya.

Seperti yang kita ketahui beliau mempunyai 4 orang anak (2 laki-laki dan 2 Perempuan). Semua anak-anak beliau dididik di pondok.

Jadi baru-baru ini Aji menceritakan bahwa saat berada di Jakarta dan akan berpisah dengan anaknya yang nomor dua bernama Ikhlas, sebelum berpisah Aji berjanji mau mengajak Ikhlas untuk makan. Karena Ikhlas juga akan melanjutkan perjalanannya ke Bogor dan Aji ke Padang.

“kami pergi ke Alfa Mart untuk berbelanja, keluar dari Alfa Mart saya langsung bilang ke Ikhlas, Ayah ke bandara dulu dan langsung pesan Bajai ke Gambir, saya dan Ikhlaspun bersalam dan ‘anak bujang’ juga langsung pesan ojek ke Manggarai”, cerita Hasneril.

” Namun saat di atas bajai saya baru ingat janji makan sama Ikhlas, saat itulah saya langsung menelpon Ikhlas dan bilang ayah kembali ke tempat Ikhlas ya dan ayah mohon maaf sama Ikhlas tadi ajak Ikhlas makan tapi lupa, Ikhlas menjawab langsung saja ayah nanti terlambat ayah dan abang juga tak lapar, setelah minta maaf dan restu Ikhlas saya lanjutkan perjalanan dengan Bajai “, kenang Aji lagi.

“Karena merasa bersalah di atas bis Damri saya WA lagi Ikhlas mohon maaf telah salah dan lupa akan janji, tapi luar biasanya saat itu Ikhlas menjawab, ayah tak salah yang salah Ikhlas tadi tidak ingatkan ayah”, kata Aji lagi mengenang tanggapan anaknya saat dia meminta maaf telah melakukan kesalahan. “Anak-anak saya memilik hati yang luar biasa”, kata Aji lagi bergumam.

Tak hanya kepada putra dan putrinya, Aji juga melakukan hal yang sama kepada santri-santrinya di pondok. Dengan membiasakan meminta maaf kalau ada salah ataupun lupa menyapa dan janji terabaikan.

Saya di sini tidak menggurui para orang tua, saya hanya berbagi cerita sebagai orang tua. Jadi kita sebagai orang tua tidak perlu ragu atau gengsi untuk menunjukkan perasaan bersalah bila memang telah berbuat suatu kesalahan pada anak. Orang tua perlu berusaha mendekati anak agar ia memahami perasaan dan kepedulian orang tuanya.

“Mari kita saling memaafkan dan banyak-banyak minta maaf terutama pada keluarga, saudara dan anak-anak kita. Kadangkala ada kesalahan yang tidak kita tidak sadari yang melukai maupun sikap yang kadang tidak kita sengaja menyinggung hati seseorang. Jadi tidak ada ruginya untuk mengucapkan kata tersebut”, tutup Hasneril.

Red

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest

More articles