Jakarta, investigasi.news – Pasukan Satuan Penanggulangan Teror TNI (Satgultor) TNI, kembali berhasil melumpuhkan dan menggagalkan aksi 15 Teroris kelompok Manequin yang melakukan pembajakan pesawat Sriwijaya Air di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Keberhasilan Pasukan Satgulator TNI yang terdiri dari Sat-81 Kopassus TNI AD, Denjaka TNI AL dan Satbravo 90 Kopasgat TNI AU menggagalkan aksi teroris ini berawal Informasi bahwa di Bandara Soetta telah terjadi aksi teroris, lima orang menguasai pesawat Sriwijaya Air, menyandera para penumpang dan awak pesawat, enam orang menguasai ruang tunggu Terminal 1B dan 4 orang berhasil masuk ke ruang kontrol untuk mengambil kendali penuh gedung ATC. Situasi tersebut telah membuat kepanikan bagi para penumpang dan pengawak gedung ATC.
Pasukan Satgultor TNI bereaksi cepat melaksanakan operasi penyelamatan dan pembebasan sandera. Dengan penuh kewaspadaan unit penindak melaksanakan kegiatan intelijen taktis dan teknik menggunakan drone guna memantau situasi.
Sementara tim penindak di pesawat dengan bantuan Unit KBRN dapat berhasil menguasai pesawat Sriwijaya kembali dan penyelamatan awaknya dan penumpang. Dalam operasi ini seluruh pelaku teroris dapat dilumpuhkan oleh pasukan khusus TNI.
Komandan Kopassus TNI Mayjen TNI Joko P. Putranto yang menyaksikan langsung Latihan Satgultor TNI 2022 menyampaikan bahwa peristiwa yang terjadi di Bandara Soetta merupakan skenario latihan Komando Operasi Khusus (Kopassus) TNI Semester I TA 2022 dalam rangka mendukung tugas pokok TNI.
Menurutnya, Pasukan Khusus anti teror dilatih, dilengkapi dan ditugaskan untuk menangani skenario pembajakan dan operasi penanggulangan terorisme di pesawat dan juga di lingkungan bandara. Pasukan khusus penanggulangan teror ini pada skenario latihan dikendalikan oleh Koopssus TNI di bawah perintah langsung Panglima TNI.
“Mudah-mudahan latihan pada malam hari ini bisa mencapai tujuan salah satunya membangun kesadaran kita semua bahwa teroris adalah tindakan yang sangat mencederai kemanusiaan, semoga tidak ada lagi kasus-kasus seperti itu, apalagi di negara tercinta Republik Indonesia ini,” jelas Joko dilansir dari laman InfoPublik.id pada Rabu (22/6/2022).