Banyuasin, Investigasi.News – Pamsimas (Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) yang dibangun pada 2024 di Desa Sako Makmur, Kecamatan Banyuasin, Sumatera Selatan, diduga tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Infrastruktur yang seharusnya menjadi solusi untuk akses air bersih bagi masyarakat hingga kini belum aktif. Bahkan, mesin utama hilang dan pipa-pipa distribusi belum terpasang.
Fakta mencengangkan ini mencuat ketika awak media mencoba menggali informasi lebih jauh di lapangan. Pamsimas, program nasional yang menelan anggaran hingga Rp400 juta, kini justru menjadi simbol pemborosan anggaran. Alih-alih memberikan manfaat kepada masyarakat, proyek ini terkesan mangkrak tanpa ada kejelasan.
Seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, “Sampai sekarang kami masih harus mengandalkan sumber air tradisional. Tidak ada air bersih dari proyek Pamsimas ini. Padahal, program ini dibangun setahun lalu.”
Ketika mencoba mengonfirmasi temuan ini, wartawan justru mendapatkan respon mengejutkan dari Kepala Desa Sako Makmur, Aziz. Melalui sambungan telepon, Aziz melontarkan ancaman, “Kalau kalian berani menayangkan berita ini, jangan pernah lagi menginjakkan kaki di desa ini.”
Sikap arogan ini memicu kecurigaan adanya penyimpangan dalam pengelolaan anggaran Pamsimas. Ancaman terhadap wartawan yang menjalankan tugas sebagai kontrol sosial juga menjadi bukti lemahnya transparansi dan akuntabilitas di Desa Sako Makmur.
Proyek Pamsimas adalah kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat untuk menyediakan air bersih yang berkelanjutan. Dengan anggaran besar yang telah digelontorkan, mangkraknya proyek ini jelas merugikan negara. Situasi ini menuntut perhatian serius dari pemerintah kabupaten, inspektorat, hingga aparat penegak hukum.
“Kami berharap ada tindak lanjut dari pihak terkait. Bukan hanya soal Pamsimas yang mangkrak, tetapi juga tindakan intimidasi dari kepala desa kepada wartawan yang melakukan tugas jurnalistik,” tegas seorang aktivis anti-korupsi setempat.
Pertanyaan besar muncul: Mengapa proyek yang seharusnya selesai dalam waktu singkat menjadi mangkrak? Apakah ada indikasi korupsi atau pengelolaan dana yang tidak sesuai? Sikap tertutup dan ancaman dari Kepala Desa Sako Makmur semakin memperkuat dugaan adanya pelanggaran serius dalam pelaksanaan program ini.
Kasus ini membuka tabir lemahnya pengawasan dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran desa. Saat masyarakat terus menunggu hak mereka untuk mendapatkan akses air bersih, pihak-pihak berwenang harus segera bertindak sebelum kepercayaan terhadap program nasional seperti Pamsimas hancur total.
M Budy