Abstrak
Perkembangan sosial sangat identik dengan sosialisasi dan interaksi antara anak dengan lingkungan. Sedangkan emosi adalah suatu kemampuan dari dalam diri seseorang terhadap suatu respon tertentu. Salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan sosial dan emosional anak adalah melalui metode gerak dan lagu. Gerakan dan nyanyian sangat baik diberikan kepada anak usia dini, karena melalui gerak dan nyanyian anak dirangsang untuk gerak tubuh. Pembelajaran gerak dan lagu adalah kegiatan belajar sambil bermain, bermain sambil belajar. Oleh karena itu perlu adanya suatu kegiatan yang dapat melatih pendidik PAUD dalam memberikan stimulasi kepada anak melalui gerak dan nyanyian.
Kata kunci: metode gerak dan lagu, sosial, emosional
Abstract
Social development is synonymous with socialization and interaction between children and the environment. Meanwhile, emotion is an ability from within a person to a certain response. One way to develop children’s social and emotional abilities is through the method of movement and song. Movement and songs are very good given to early childhood, because through movement and children’s songs are stimulated for body movements. Motion and song learning is a learning activity while playing, playing while learning. Therefore it is necessary to have an activity that can train early childhood educators in providing stimulation to children through movement and song.
Keywords: motion and song methods, social, emotional
PENDAHULUAN
Anak usia dini berada pada masa keemasan di sepanjang rentang usia perkembangan manusia. Masa keemasan ini terjadi pada rentang usia 0-6 tahun. Pada masa ini, pertumbuhan dan perkembangan anak dalam berbagai aspek sedang mengalami perkembangan yang pesat. Salah satu aspek yang berkembang tersebut adalah aspek perkembangan sosial emosional. Oleh karena itu seorang pendidik perlu memperhatikan setiap perilaku anak di sekolah.
Seorang pendidik harus memiliki pengetahuan dalam memperhatikan setiap perkembangan anak (Pujiningtyas, 2018). Hal ini Sejalan dengan penelitian Maiza & Nurhafizah (2019) yang menjelaskan bahwa perlunya pengetahuan yang baik tentunya harus dimiliki oleh seorang guru agar tujuan pembelajaran tercapai
dan kemampuan serta potensi peserta didik dapat berkembang maksimal. Selain itu Nurhafizah (2018) juga menjelaskan bahwa pendidikan di sekolah menjadi tanggung jawab guru, proses pendidikan seharusnya dapat menjadi bekal untuk diterapkan dalam kehidupan anak di lingkungan masyarakat.
Masa usia dini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan potensi sosial emosional (Sujiono & Yuliani Nurani, 2012). Secara garis besar perkembangan sosial emosional mencakup Perkembangan sosial dan emosional (Jones et al., 2016). Hal ini sejalan dengan penelitian Maiza & Nurhafizah (2019) yang menyatakan bahwa kompetensi emosi sosial anak perlu dikembangkan sedini mungkin. Pengembangan kompetensi ini akan menjadi fondasi awal bagi siswa sehingga mereka menjadikan anak-anak yang memiliki kecerdasan sosial emosional di kemudian hari.
Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian Koivula & Huttunen (2018), bahwa sejak dini seorang anak harus mampu menghadapi perbedaan dalam kehidupan social ini. Kemampuan untuk bekerja sama dengan penuh pengertian, rasa empati maupun komunikasi antar sesama merupakan perkembangan sosial dan emosional (Mulyasa, 2014). Kemampuan social dan emosional anak tidak terbentuk secara tiba-tiba.Akan tetapi dibutuhkan pembiasaan dari lingkungan terdekat anak yakni di sekolah (Yusufet al., 2011). Di sisi lain beberapa bentuk permainan yang dilakukan di sekolah belum optimal dalam mengembangkan social dan emosional.
Selanjutnya menurut Halle & Darling-Churchill (2016) juga menyatakan literatur kunci tentang perkembangan sosial dan emosional ditinjau dan diorganisir sekitar empati hal secara umum subdomain yang digunakan: kompetensi sosial, kompetensi emosional, masalah perilaku, dan pengaturan diri. Sejalan dengan itu Im et al. (2019) menyatakan bahwa kompetensi sosial-emosional telah ditetapkan sebagai prediktor penting dalam kesehatan mental anak, kesiapan sekolah dan keberhasilan akademis. Umur dan skrining yang sesuai perkembangan untuk anak-anak prasekolah adalah penting untuk deteksi dini keterlambatan perkembangan dan intervensi dini .
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di yang peneliti lakukan di PAUD Melati Harapan, peneliti menemukan masalah perkembangan sosial dan emosional, cara pengembangan sosial dan emosional disana yaitu dengan cara pembiasaan dan metode bercerita. Pada saat observasi dan wawancara kepada guru dimana terdapat anak yang tidak ingin bermain dengan teman lain, memilih-milih teman bahkan ada yang mengklasifikasikan temannya dan ada juga yang hanya ingin berteman dengan satu teman saja hal tersebut disebabkan karena pola asuh orang tua yang melarang anaknya bergaul dengan teman lain dan hanya boleh bermain dengan satu teman saja, selain itu di sebabkan karena dirumah anak tidak terbiasa dengan lingkungan sekitar atau hanya bermain di dalam rumah saja.
Apabila hal ini berlangsung terus menerus, dikhawatirkan akan mengganggu suatu proses interaksi sosial pada anak usia dini, dimana anak-anak seharusnya dapat berinteraksi baik dengan lingkungan sekitar akan tetapi melihat fenomena yang telah penulis uraikan di atas maka dibutuhkan suatu metode untuk mengembangkan kemampuan sosial dan emosional pada anak. Berdasarkan pemaparan dan fenomena tersebut maka diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan anak terhadap perilaku sosial dan emosional anak PAUD Melati Harapan. Oleh karena itu, permasalahan yang ada tersebut mendorong peneliti untuk melakukan penelitian khususnya mengenai “Pengaruh Metode Gerak dan Lagu terhadap Perkembangan Sosial dan Emosional Anak di PAUD Melati Harapan”
METODE
Berdasarkan penelitian yang akan dilakukan yaitu “Analisis Metode Gerak dan Lagu terhadap Perkembangan Sosial dan Emosional Anak Usia Dini di PAUD Melati Harapan” maka jenis penelitian ini adalah mix methods dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Menurut Sugiyono (2011), mix methods adalah metode penelitian dengan mengkombinasikan antara dua metode penelitian sekaligus, kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode campuran “Explanatory Mixed Methods Design”. Metode penelitian kombinasi model atau desain Sequential Explanatory Sugiyono (2016), adalah metode penelitian kuantitatif dan kualitatif secara berurutan, dimana pada tahap pertama penelitian dilakukan dengan menggunakan tahap kuantitatif dan pada tahap kedua dilakukan dengan metode kualitatif.
Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi di PAUD Melati Harapan sudah menggunakan metode gerak dan lagu di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Contohnya pada tema tanaman sub tema tanaman hias terdapat pada bagian penutup untuk pengembangan metode gerak dan lagu saat pulang sekolah. Sekolah ini menggunakan lagu “aku adalah sekuntum bunga” untuk metode gerak dan lagu.
Metode yang sering digunakan di PAUD Melati Harapan dalam mengembangkan kemampuan sosial dan emosional anak adalah melalui metode bermain peran (bermain drama), bercerita maupun metode gerak dan lagu. Penggunaan metode gerak dan lagu yang digunakan di PAUD Melati Harapan dalam mengembangkan kemampuan sosial dan emosional anak adalah menyesuaikan tema dan subtema yang sedang berlangsung di sekolah. Selanjutnya evaluasi penggunaan metode gerak dan lagu di PAUD Melati Harapan biasanya dilakukan melalui penilaian harian, observasi kegiatan saat anak melakukan kegiatan. Evaluasi bertujuan untuk memperoleh penilaian dari metode yang sudah dilakukan.
Kendala yang dialami guru saat menggunakan metode gerak dan lagu di PAUD Melati Harapan yaitu tidak semua anak mudah mengikuti gerak dan lagu serta referensi dalam mencari musik dan gerak sangat minim. Selain itu musik dan gerakan yang sering ditemukan oleh guru terkadang sulit diikuti oleh anak sehingga anak terlihat bosan saat melakukan gerak dan lagu. Reaksi anak saat menggunakan metode gerak dan lagu yaitu berbeda-beda ada yang senang maupun ada yang biasa saja. Pada saat menggunakan metode gerak dan lagu terdapat beberapa anak yang tidak fokus dalam melakukan gerak. Terkadang anak yang tidak memperhatikan guru dalam mencontohkan gerak. Selain itu, juga terdapat beberapa anak yang melakukan gerakan sesuai yang dia inginkan.
KESIMPULAN
Secara garis besar perkembangan sosial emosional mencakup Perkembangan sosial dan emosional. Perkembangan sosial identik dengan sosialisasi dan interaksi pada anak terhadap lingkungan. Sedangkan emosi merupakan suatu kemampuan dari dalam diri seseorang terhadap respon tertentu. Salah satu cara mengembangkan kemampuan sosial dan emosional anak yaitu melalui metode gerak dan lagu. Gerak dan lagu sangat baik diberikan kepada anak usia dini, karena melalui gerak dan lagu anak dirangsang untuk gerakan tubuh. Pembelajaran gerak dan lagu merupakan sebuah kegiatan belajar sambil bermain, bermain sambil belajar. Oleh karena itu perlu adanya suatu kegiatan yang dapat melatih para pendidik anak usia dini dalam memberikan perangsangan kepada anak melalui gerak dan lagu.
Selanjutnya dari hasil wawancara yang dilakukan dengan guru ditemukan bahwa metode yang sering digunakan dalam mengembangkan kemampuan sosial dan emosional anak adalah melalui metode bermain peran, bercerita maupun metode gerak dan lagu. Selanjutnya pada saat menggunakan metode gerak dan lagu biasanya guru menyesuaikan tema dan subtema yang sedang berlangsung di sekolah. Guru menyesuaikan gerak dan lagu sesuai pembelajaran yang akan dilaksanakan di sekolah. Melalui gerak dan lagu ini guru menggunakan berbagai metode diantaranya melalui bercerita, bermain peran maupun gerak dan lagu itu sendiri. Reaksi anak saat menggunakan metode bermain peran yaitu berbeda-beda ada yang senang maupun ada yang biasa saja. Reaksi anak juga di tentukan oleh suasana hati anak pada hari tersebut.
Kendala yang dialami pun tidak semua anak mudah mengikuti gerak dan lagu. Terdapat beberapa anak yang tidak fokus dalam melakukan gerak. Selain itu, anak tidak memperhatikan guru serta cenderung melakukan gerak sendiri. Selanjutnya kendala dalam menggunakan metode gerak dan lagu yaitu untuk mendapatkan referensi dalam mencari music dan gerak sangat minim. Seringkali ditemukan gerak dan lagu yang memiliki gerakan yang sulit dilakukan oleh anak usia dini.
Selanjutnya evaluasi penggunaan metode gerak dan lagu biasanya dilakukan melalui penilaian harian, observasi kegiatan saat anak melakukan kegiatan. Evaluasi ini bertujuan untuk melihat sejauh mana perkembangan anak dalam melalukan gerak dan lagu pada hari tesebut.
DAFTAR PUSTAKA
Halle, T. G., & Darling-Churchill, K. E. (2016). Review of measures of social and emotional development. Journal of Applied Developmental Psychology, 45, 8– 18. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.appdev.2016.02.003
Im, G. W., Jiar, Y. K., & Talib, R. B. (2019). Development of Preschool Social Emotional Inventory for Preschoolers: a Preliminary Study. International Journal of Evaluation and Research in Education, 8(1). https://doi.org/10.11591/ijere.v8i1.17798
Jones, S. M., Zaslow, M., Darling-Churchill, K. E., & Halle, T. G. (2016). Assessing early childhood social and emotional development: Key conceptual and measurement issues. Journal of Applied Developmental Psychology, 45, 42– 48. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.appdev.2016.02.008
Koivula, M., & Huttunen, K. (2018). Children’s Social-emotional Development and Its Support: Guest Editorial. Journal of Early Childhood Education Research, 7(2), 177–183. https://jecer.org/fi/wp content/uploads/2018/12/Editorial- issue7-2.pdf
Maiza, Z., & Nurhafizah, N. (2019). Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(2). https://doi.org/10.31004/obsesi.v3i2.196
Mansur. (2005). Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Pustaka Pelajar.
Mulyasa. (2014). Manajemen PAUD.
Nurhafizah, N. (2018). Bimbingan Awal Kewirausahaan pada Anak Usia Dini. Jurnal Konseling Dan Pendidikan, 6(2), 205–210. https://doi.org/10.29210/127300
Paspiani, N. K. N. (2015). Kegiatan Latihan Gerak dan Lagu (Jeruk Bali) untuk Meningkatkan Perkembangan Motorik Kasar pada Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak, IV(1). https://doi.org/10.21831/jpa.v4i1.12340
Penulis : Dita Muthiya Sani
Email : ditamuthiyasanii@gmail.com
PG- PAUD Universitas Negeri Padang 2024
Pengaruh Metode Gerak dan Lagu Terhadap Perkembangan Sosial dan Emosional Anak di PAUD Melati Harapan
Abstrak
Perkembangan sosial sangat identik dengan sosialisasi dan interaksi antara anak dengan lingkungan. Sedangkan emosi adalah suatu kemampuan dari dalam diri seseorang terhadap suatu respon tertentu. Salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan sosial dan emosional anak adalah melalui metode gerak dan lagu. Gerakan dan nyanyian sangat baik diberikan kepada anak usia dini, karena melalui gerak dan nyanyian anak dirangsang untuk gerak tubuh. Pembelajaran gerak dan lagu adalah kegiatan belajar sambil bermain, bermain sambil belajar. Oleh karena itu perlu adanya suatu kegiatan yang dapat melatih pendidik PAUD dalam memberikan stimulasi kepada anak melalui gerak dan nyanyian.
Kata kunci: metode gerak dan lagu, sosial, emosional
Abstract
Social development is synonymous with socialization and interaction between children and the environment. Meanwhile, emotion is an ability from within a person to a certain response. One way to develop children’s social and emotional abilities is through the method of movement and song. Movement and songs are very good given to early childhood, because through movement and children’s songs are stimulated for body movements. Motion and song learning is a learning activity while playing, playing while learning. Therefore it is necessary to have an activity that can train early childhood educators in providing stimulation to children through movement and song.
Keywords: motion and song methods, social, emotional
PENDAHULUAN
Anak usia dini berada pada masa keemasan di sepanjang rentang usia perkembangan manusia. Masa keemasan ini terjadi pada rentang usia 0-6 tahun. Pada masa ini, pertumbuhan dan perkembangan anak dalam berbagai aspek sedang mengalami perkembangan yang pesat. Salah satu aspek yang berkembang tersebut adalah aspek perkembangan sosial emosional. Oleh karena itu seorang pendidik perlu memperhatikan setiap perilaku anak di sekolah.
Seorang pendidik harus memiliki pengetahuan dalam memperhatikan setiap perkembangan anak (Pujiningtyas, 2018). Hal ini Sejalan dengan penelitian Maiza & Nurhafizah (2019) yang menjelaskan bahwa perlunya pengetahuan yang baik tentunya harus dimiliki oleh seorang guru agar tujuan pembelajaran tercapai
dan kemampuan serta potensi peserta didik dapat berkembang maksimal. Selain itu Nurhafizah (2018) juga menjelaskan bahwa pendidikan di sekolah menjadi tanggung jawab guru, proses pendidikan seharusnya dapat menjadi bekal untuk diterapkan dalam kehidupan anak di lingkungan masyarakat.
Masa usia dini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan potensi sosial emosional (Sujiono & Yuliani Nurani, 2012). Secara garis besar perkembangan sosial emosional mencakup Perkembangan sosial dan emosional (Jones et al., 2016). Hal ini sejalan dengan penelitian Maiza & Nurhafizah (2019) yang menyatakan bahwa kompetensi emosi sosial anak perlu dikembangkan sedini mungkin. Pengembangan kompetensi ini akan menjadi fondasi awal bagi siswa sehingga mereka menjadikan anak-anak yang memiliki kecerdasan sosial emosional di kemudian hari.
Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian Koivula & Huttunen (2018), bahwa sejak dini seorang anak harus mampu menghadapi perbedaan dalam kehidupan social ini. Kemampuan untuk bekerja sama dengan penuh pengertian, rasa empati maupun komunikasi antar sesama merupakan perkembangan sosial dan emosional (Mulyasa, 2014). Kemampuan social dan emosional anak tidak terbentuk secara tiba-tiba.Akan tetapi dibutuhkan pembiasaan dari lingkungan terdekat anak yakni di sekolah (Yusufet al., 2011). Di sisi lain beberapa bentuk permainan yang dilakukan di sekolah belum optimal dalam mengembangkan social dan emosional.
Selanjutnya menurut Halle & Darling-Churchill (2016) juga menyatakan literatur kunci tentang perkembangan sosial dan emosional ditinjau dan diorganisir sekitar empati hal secara umum subdomain yang digunakan: kompetensi sosial, kompetensi emosional, masalah perilaku, dan pengaturan diri. Sejalan dengan itu Im et al. (2019) menyatakan bahwa kompetensi sosial-emosional telah ditetapkan sebagai prediktor penting dalam kesehatan mental anak, kesiapan sekolah dan keberhasilan akademis. Umur dan skrining yang sesuai perkembangan untuk anak-anak prasekolah adalah penting untuk deteksi dini keterlambatan perkembangan dan intervensi dini .
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di yang peneliti lakukan di PAUD Melati Harapan, peneliti menemukan masalah perkembangan sosial dan emosional, cara pengembangan sosial dan emosional disana yaitu dengan cara pembiasaan dan metode bercerita. Pada saat observasi dan wawancara kepada guru dimana terdapat anak yang tidak ingin bermain dengan teman lain, memilih-milih teman bahkan ada yang mengklasifikasikan temannya dan ada juga yang hanya ingin berteman dengan satu teman saja hal tersebut disebabkan karena pola asuh orang tua yang melarang anaknya bergaul dengan teman lain dan hanya boleh bermain dengan satu teman saja, selain itu di sebabkan karena dirumah anak tidak terbiasa dengan lingkungan sekitar atau hanya bermain di dalam rumah saja.
Apabila hal ini berlangsung terus menerus, dikhawatirkan akan mengganggu suatu proses interaksi sosial pada anak usia dini, dimana anak-anak seharusnya dapat berinteraksi baik dengan lingkungan sekitar akan tetapi melihat fenomena yang telah penulis uraikan di atas maka dibutuhkan suatu metode untuk mengembangkan kemampuan sosial dan emosional pada anak. Berdasarkan pemaparan dan fenomena tersebut maka diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan anak terhadap perilaku sosial dan emosional anak PAUD Melati Harapan. Oleh karena itu, permasalahan yang ada tersebut mendorong peneliti untuk melakukan penelitian khususnya mengenai “Pengaruh Metode Gerak dan Lagu terhadap Perkembangan Sosial dan Emosional Anak di PAUD Melati Harapan”
METODE
Berdasarkan penelitian yang akan dilakukan yaitu “Analisis Metode Gerak dan Lagu terhadap Perkembangan Sosial dan Emosional Anak Usia Dini di PAUD Melati Harapan” maka jenis penelitian ini adalah mix methods dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Menurut Sugiyono (2011), mix methods adalah metode penelitian dengan mengkombinasikan antara dua metode penelitian sekaligus, kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode campuran “Explanatory Mixed Methods Design”. Metode penelitian kombinasi model atau desain Sequential Explanatory Sugiyono (2016), adalah metode penelitian kuantitatif dan kualitatif secara berurutan, dimana pada tahap pertama penelitian dilakukan dengan menggunakan tahap kuantitatif dan pada tahap kedua dilakukan dengan metode kualitatif.
Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi di PAUD Melati Harapan sudah menggunakan metode gerak dan lagu di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Contohnya pada tema tanaman sub tema tanaman hias terdapat pada bagian penutup untuk pengembangan metode gerak dan lagu saat pulang sekolah. Sekolah ini menggunakan lagu “aku adalah sekuntum bunga” untuk metode gerak dan lagu.
Metode yang sering digunakan di PAUD Melati Harapan dalam mengembangkan kemampuan sosial dan emosional anak adalah melalui metode bermain peran (bermain drama), bercerita maupun metode gerak dan lagu. Penggunaan metode gerak dan lagu yang digunakan di PAUD Melati Harapan dalam mengembangkan kemampuan sosial dan emosional anak adalah menyesuaikan tema dan subtema yang sedang berlangsung di sekolah. Selanjutnya evaluasi penggunaan metode gerak dan lagu di PAUD Melati Harapan biasanya dilakukan melalui penilaian harian, observasi kegiatan saat anak melakukan kegiatan. Evaluasi bertujuan untuk memperoleh penilaian dari metode yang sudah dilakukan.
Kendala yang dialami guru saat menggunakan metode gerak dan lagu di PAUD Melati Harapan yaitu tidak semua anak mudah mengikuti gerak dan lagu serta referensi dalam mencari musik dan gerak sangat minim. Selain itu musik dan gerakan yang sering ditemukan oleh guru terkadang sulit diikuti oleh anak sehingga anak terlihat bosan saat melakukan gerak dan lagu. Reaksi anak saat menggunakan metode gerak dan lagu yaitu berbeda-beda ada yang senang maupun ada yang biasa saja. Pada saat menggunakan metode gerak dan lagu terdapat beberapa anak yang tidak fokus dalam melakukan gerak. Terkadang anak yang tidak memperhatikan guru dalam mencontohkan gerak. Selain itu, juga terdapat beberapa anak yang melakukan gerakan sesuai yang dia inginkan.
KESIMPULAN
Secara garis besar perkembangan sosial emosional mencakup Perkembangan sosial dan emosional. Perkembangan sosial identik dengan sosialisasi dan interaksi pada anak terhadap lingkungan. Sedangkan emosi merupakan suatu kemampuan dari dalam diri seseorang terhadap respon tertentu. Salah satu cara mengembangkan kemampuan sosial dan emosional anak yaitu melalui metode gerak dan lagu. Gerak dan lagu sangat baik diberikan kepada anak usia dini, karena melalui gerak dan lagu anak dirangsang untuk gerakan tubuh. Pembelajaran gerak dan lagu merupakan sebuah kegiatan belajar sambil bermain, bermain sambil belajar. Oleh karena itu perlu adanya suatu kegiatan yang dapat melatih para pendidik anak usia dini dalam memberikan perangsangan kepada anak melalui gerak dan lagu.
Selanjutnya dari hasil wawancara yang dilakukan dengan guru ditemukan bahwa metode yang sering digunakan dalam mengembangkan kemampuan sosial dan emosional anak adalah melalui metode bermain peran, bercerita maupun metode gerak dan lagu. Selanjutnya pada saat menggunakan metode gerak dan lagu biasanya guru menyesuaikan tema dan subtema yang sedang berlangsung di sekolah. Guru menyesuaikan gerak dan lagu sesuai pembelajaran yang akan dilaksanakan di sekolah. Melalui gerak dan lagu ini guru menggunakan berbagai metode diantaranya melalui bercerita, bermain peran maupun gerak dan lagu itu sendiri. Reaksi anak saat menggunakan metode bermain peran yaitu berbeda-beda ada yang senang maupun ada yang biasa saja. Reaksi anak juga di tentukan oleh suasana hati anak pada hari tersebut.
Kendala yang dialami pun tidak semua anak mudah mengikuti gerak dan lagu. Terdapat beberapa anak yang tidak fokus dalam melakukan gerak. Selain itu, anak tidak memperhatikan guru serta cenderung melakukan gerak sendiri. Selanjutnya kendala dalam menggunakan metode gerak dan lagu yaitu untuk mendapatkan referensi dalam mencari music dan gerak sangat minim. Seringkali ditemukan gerak dan lagu yang memiliki gerakan yang sulit dilakukan oleh anak usia dini.
Selanjutnya evaluasi penggunaan metode gerak dan lagu biasanya dilakukan melalui penilaian harian, observasi kegiatan saat anak melakukan kegiatan. Evaluasi ini bertujuan untuk melihat sejauh mana perkembangan anak dalam melalukan gerak dan lagu pada hari tesebut.
DAFTAR PUSTAKA
Halle, T. G., & Darling-Churchill, K. E. (2016). Review of measures of social and emotional development. Journal of Applied Developmental Psychology, 45, 8– 18. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.appdev.2016.02.003
Im, G. W., Jiar, Y. K., & Talib, R. B. (2019). Development of Preschool Social Emotional Inventory for Preschoolers: a Preliminary Study. International Journal of Evaluation and Research in Education, 8(1). https://doi.org/10.11591/ijere.v8i1.17798
Jones, S. M., Zaslow, M., Darling-Churchill, K. E., & Halle, T. G. (2016). Assessing early childhood social and emotional development: Key conceptual and measurement issues. Journal of Applied Developmental Psychology, 45, 42– 48. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.appdev.2016.02.008
Koivula, M., & Huttunen, K. (2018). Children’s Social-emotional Development and Its Support: Guest Editorial. Journal of Early Childhood Education Research, 7(2), 177–183. https://jecer.org/fi/wp content/uploads/2018/12/Editorial- issue7-2.pdf
Maiza, Z., & Nurhafizah, N. (2019). Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(2). https://doi.org/10.31004/obsesi.v3i2.196
Mansur. (2005). Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Pustaka Pelajar.
Mulyasa. (2014). Manajemen PAUD.
Nurhafizah, N. (2018). Bimbingan Awal Kewirausahaan pada Anak Usia Dini. Jurnal Konseling Dan Pendidikan, 6(2), 205–210. https://doi.org/10.29210/127300
Paspiani, N. K. N. (2015). Kegiatan Latihan Gerak dan Lagu (Jeruk Bali) untuk Meningkatkan Perkembangan Motorik Kasar pada Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak, IV(1). https://doi.org/10.21831/jpa.v4i1.12340
Penulis : Dita Muthiya Sani
Email : ditamuthiyasanii@gmail.com
PG- PAUD Universitas Negeri Padang 2024