Padang, Investigasi.news – Kenaikan harga beras di pasaran hanya terjadi pada jenis beras premium seperti beras Sokan, Ir 42, Anak daro dan suntiang. Mangka dari itu Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Wilayah Sumatra Barat melakukan upaya antisipasi lonjakan harga beras dengan mendistribusikan 30-40 ton beras setiap harinya.
Kenaikan harga beras ini dikarenakan banyaknya petani yang gagal panen dikarenakan saat ini di wilayah sumbar musim penghujan.
Kepala Bulog Wilayah Sumbar Tommy Despalingga mengatakan saat ini stok beras yang ada di gudang mencapai 4.000 ton. Bahkan Bulog Sumbar juga telah mengajukan penambahan stok beras sebanyak 500.000 ton, dan beras itu akan datang dari Lampung.
Untuk saat ini masyarakat Sumbar masih cenderung dengan beras lokal, seperti Anak Daro, Cisokan, IR42, dan beras lokal lainnya baik premium maupun medium sehingga untuk stok yang ada di gudang bulog masih banyak.
Kehadiran Bulog guna mengantisipasi lonjakan harga beras di Sumbar, mangka dari itu untuk mengantisipasi kenaikan harga beras, Bulog mendistribusikan beras medium sebanyak 30-40 ton per hari ke seluruh kabupaten dan kota di Sumbar.
Kendati beras menjadi salah satu penyumbang inflasi di Sumbar, Bulog sadar betul memiliki peran untuk menstabilkan harga di pasar. Namun selera masyarakat Sumbar sulit pindah ke beras medium yang disediakan Bulog.
Untuk harga premium yakni beras Cisokan Rp15.500 per kilogram, beras IR42 Rp15.000 per kilogram, beras Kuriak Rp16.000 per kilogram, serta beberapa jenis beras lainnya. Harga-harga itu jauh di atas HET yang diatur dalam Permendag 57/2017 harga beras premium HET nya Rp13.300 per kilogram.
Sedangkan untuk harga medium lokal, Sokan Padang Panjang Rp13.000 per kilogram, Panda Rp13.500 per kilogram, dan beras Arai Rp13.500 per kilogram serta beras medium lokal lainnya yang harganya juga di atas HET. Untuk HET beras medium yakni Rp9.950 per kilogram. Mb