Malang, Investigasi.news โ Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di seluruh Indonesia kini menghadapi tantangan besar dalam mengelola ketersediaan air baku akibat meningkatnya frekuensi bencana alam. Untuk mengatasi tantangan ini, setiap PDAM diwajibkan mengimplementasikan Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM). RPAM diharapkan mampu meningkatkan akurasi dan efisiensi pengelolaan informasi serta mitigasi risiko.
Perumda Tirta Kanjuruhan, sebagai salah satu PDAM yang proaktif, telah menjalin kerjasama dengan USAID IUWASH (Indonesia Urban Water, Sanitation, and Hygiene) guna meningkatkan efektivitas pelaksanaan RPAM. Kolaborasi ini bertujuan memperkuat kapasitas dan kapabilitas Perumda Tirta Kanjuruhan dalam menghadapi tantangan ketersediaan air baku di wilayah Kabupaten Malang dengan penerapan standar dan metode yang telah ditetapkan.
Pelatihan intensif terkait RPAM dilaksanakan oleh Perumda Tirta Kanjuruhan selama dua hari, dari tanggal 2 hingga 3 Juli 2024. Kegiatan ini dibuka oleh Direktur Umum Perumda Tirta Kanjuruhan, Tutik Wadjawati, SE, MM., didampingi oleh Lilik Sulistyowati, Kepala Puslitbang, sebagai narasumber, dan Rudy Finansyah sebagai pembimbing. Pelatihan ini bertujuan memastikan bahwa kepala bagian, kepala seksi, dan staf memiliki keterampilan serta pengetahuan yang diperlukan.
Dengan penyusunan RPAM, Perumda Tirta Kanjuruhan dapat mengelola informasi dari setiap unit pelayanan dengan lebih terstruktur. Hal ini diharapkan menghasilkan informasi yang lebih akurat dan efisien, sehingga Perumda Tirta Kanjuruhan dapat lebih siap menghadapi penurunan ketersediaan air baku yang disebabkan oleh bencana alam dan faktor lain yang tidak dapat diprediksi.
“Kami mengharapkan akurasi data dari penyusunan RPAM ini bisa mencapai 95%, karena data berasal dari setiap unit pelayanan Perumda Tirta Kanjuruhan yang langsung terlibat dalam operasional sehari-hari. Dengan data yang lebih akurat, kami dapat mengembangkan dan mengintegrasikan RPAM dalam rencana bisnis kami (renbis). Selain itu, kami juga berharap bahwa kegiatan-kegiatan yang disarankan oleh ISO dapat dilaksanakan kembali, sehingga tidak hanya menjadi dokumen, tetapi juga menjadi bagian dari mitigasi risiko yang efektif,” ujar Tutik Wadjawati.
Dengan adanya penyusunan RPAM dan dukungan dari USAID IUWASH, diharapkan Perumda Tirta Kanjuruhan dapat memberikan pelayanan air minum yang lebih baik dan efisien bagi masyarakat Kabupaten Malang, serta meminimalkan risiko yang mungkin timbul akibat bencana alam. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan kepercayaan pelanggan, tetapi juga mengurangi keluhan di media sosial akibat gangguan layanan air di wilayah pelayanan Perumda Tirta Kanjuruhan.
Candra, seorang sumber yang terlibat dalam proyek ini, menambahkan, “Kerjasama dengan USAID IUWASH memberikan kami akses ke pengetahuan dan teknologi terkini dalam manajemen air. Kami yakin bahwa pelatihan ini akan membawa dampak positif jangka panjang bagi kualitas layanan kami.”
Sementara Hengki Naldo. JM, pakar manajemen risiko, menyoroti pentingnya RPAM sebagai langkah strategis untuk menghadapi perubahan iklim dan bencana alam. “Dengan implementasi RPAM yang baik, Perumda Tirta Kanjuruhan dapat lebih adaptif dan responsif terhadap kondisi yang berubah, sehingga layanan kepada masyarakat tetap optimal.”
Melalui upaya kolaboratif ini, Perumda Tirta Kanjuruhan berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan dan menghadirkan solusi inovatif dalam pengelolaan air minum, demi kesejahteraan masyarakat Kabupaten Malang.
Rel/Guh