Iklan bank Jatim

Paslon Citra-Utu Terpuruk: Skandal Ijazah Palsu dan Dukungannya Semakin Luntur

More articles

Taliabu, Investigasi.news โ€“ Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Citra Puspasari Mus dan La Utu Ahmadi tampaknya berada di ujung tanduk. Setelah diterpa isu dugaan ijazah palsu yang menyeret nama Citra Puspasari Mus, kini dukungan publik di lapangan juga kian memudar, memperlihatkan tanda-tanda kemunduran yang tak terelakkan. Penetapan pasangan calon oleh KPU pada 22 September lalu seperti menjadi titik balik yang mengantarkan mereka ke dalam krisis.

Sejak masa kampanye dimulai, ketidakhadiran Citra di lapangan semakin memperkeruh situasi. Bukannya menjalankan kampanye sesuai jadwal, Citra justru memilih untuk absen, meninggalkan calon wakil bupatinya, La Utu Ahmadi, untuk berkampanye seorang diri. Meskipun didampingi oleh Ketua Tim Pemenangan, Rismanto Tari, kampanye La Utu sepi dari perhatian publik. Di zona satu, yang mencakup Kecamatan Taliabu Timur Selatan, Kecamatan Tabona, dan Kecamatan Taliabu Selatan, jumlah massa yang hadir sangat minim, bahkan bisa dihitung dengan jari.

Baca Juga :  Miris ! Gaji Perangkat Desa Sofan Sejak Tahun 2019 Masih Terbengkalaiย 

Spekulasi langsung mencuat di masyarakat terkait ketidakhadiran Citra di lapangan. Isu dugaan penggunaan ijazah palsu S1 yang dianggap tidak sah oleh KPU semakin gencar dibicarakan. Citra hanya bisa mencalonkan diri dengan ijazah SMA, sesuatu yang dianggap sebagai pukulan besar terhadap kredibilitasnya. Ketidakhadirannya di tengah kampanye dianggap sebagai bentuk pelarian dari sorotan terkait masalah ijazah tersebut, menghindari kemungkinan munculnya pertanyaan yang lebih sulit dijawab di hadapan publik.

Tidak hanya itu, yang membuat situasi semakin memanas adalah keputusan Citra untuk lebih memilih mendampingi Aliong Mus, calon Gubernur Maluku Utara, di tengah masa kampanye Pilkada Kabupaten Pulau Taliabu. Pilihan ini memicu tanda tanya besar di kalangan masyarakat dan para pengamat politik. Mengapa Citra meninggalkan kampanyenya sendiri dan memilih mendukung orang lain? Langkah ini menimbulkan kecurigaan apakah Citra benar-benar serius berjuang untuk memenangkan Pilkada di Taliabu, atau ada agenda lain yang lebih diutamakannya.

Baca Juga :  Pjs Kades Tabona Diduga Mengabaikan Tanggung Jawab Dan Melawan Perintah Bupati Aliong Mus

Nasrun Acun Nurdin, Liaison Officer (LO) Paslon 02 CPM-Utu, berupaya meredam isu ini dengan menyatakan bahwa kampanye di zona tiga memang diserahkan kepada La Utu. โ€œKampanye di zona tiga dipercayakan kepada La Utu karena dia belum pernah tampil di sana sebelumnya,โ€ jelas Acun dalam wawancara. Namun, alasan ini justru menimbulkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban. Mengapa sosok utama dalam Pilkada, yaitu Citra, absen dalam momen penting seperti ini? Publik semakin meragukan kapasitas dan komitmen pasangan ini dalam menghadapi pertarungan politik yang semakin ketat.

Minimnya jumlah massa yang hadir dalam kampanye La Utu di lapangan seolah menegaskan bahwa pasangan ini mulai kehilangan daya tariknya di mata para pemilih. Dukungan yang semakin menipis tidak bisa disembunyikan lagi. Isu dugaan ijazah palsu yang terus menghantui juga menjadi pukulan telak yang semakin sulit dihindari oleh pasangan ini. Berbagai pihak pun mulai meragukan peluang kemenangan Citra-Utu, terutama ketika banyak pesaing lainnya semakin agresif meraih simpati publik.

Baca Juga :  Resmikan Polres Pulau Taliabu, Kapolda Malut Disambut Hangat Oleh Bupati Aliong Mus

Kondisi ini membuat pasangan Citra-Utu berada dalam posisi yang semakin sulit. Mereka harus berjuang lebih keras untuk membalikkan keadaan jika ingin tetap bersaing dalam Pilkada Taliabu. Namun, dengan segala polemik yang membayangi dan dukungan yang terus merosot, jalan menuju kemenangan tampak semakin jauh bagi pasangan ini.

Dengan situasi yang semakin memanas, para pengamat politik mulai berspekulasi apakah Citra-Utu mampu menghadapi gelombang serangan ini atau apakah mereka akan tersingkir lebih awal dari peta politik Taliabu. Kesempatan mereka untuk membalikkan situasi mungkin semakin sempit, dan masa depan pasangan ini dalam kontestasi Pilkada menjadi semakin tidak pasti.

(Red)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest