Agam, Investigasi.news – Sebuah momen penting bagi kaum Pasukuan Caniago di Kenagarian Lubukbasung akan segera terwujud. Menjelang prosesi peletakan batu pertama pembangunan Rumah Gadang mereka yang dijadwalkan Minggu, 4 Mei 2025, sebuah ritual adat digelar pada Kamis (1/5) di kawasan Jalan Veteran, Padang Baru, Lubukbasung.
Dalam tradisi Minangkabau, pembangunan rumah adat tidak sekadar proyek fisik, tetapi juga sarat nilai budaya dan spiritual. Kali ini, ritual “mendarahi”—penyembelihan ayam di lokasi pembangunan—dilakukan sebagai bentuk permohonan restu kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta penghormatan terhadap tanah pusaka.
Prosesi tersebut dipimpin langsung oleh Helmon Dt. Hitam, Ketua Pasukuan Caniago Kenagarian Lubukbasung, disaksikan oleh jajaran panitia pembangunan dan panitia acara halalbihalal. Setelah ritual berlangsung khidmat, dilakukan penggalian lubang pondasi pertama, menandai dimulainya pembangunan fisik rumah gadang yang telah lama menjadi impian anak-kemenakan kaum tersebut.
“Ini adalah bentuk rasa syukur dan upaya berserah diri kepada Allah SWT. Kita berharap proses pembangunan berjalan lancar, tanpa rintangan, dan menjadi pemersatu bagi seluruh kaum Caniago,” ungkap Dt. Hitam kepada Investigasi.news.
Rangkaian kegiatan akan berlanjut pada Minggu mendatang, dengan peletakan batu pertama yang rencananya akan dihadiri oleh Bupati Agam, tokoh masyarakat H.M. Kasmir, serta jajaran pejabat Pemkab Agam. Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan halal bihalal keluarga besar kaum Pasukuan Caniago.
Sementara itu, Ketua Panitia Pembangunan, Vera Cristian, menyampaikan bahwa pembangunan ini merupakan wujud konkret semangat gotong royong dan kekompakan keluarga besar Caniago.
“Kita bergerak bersama. Dukungan dari ninik mamak, anak-kemenakan, dan rang sumando menjadi kunci keberhasilan pembangunan ini,” tegasnya.
Rumah Gadang bukan sekadar tempat tinggal, tetapi simbol jati diri dan warisan budaya Minangkabau. Pembangunannya di tengah modernisasi saat ini menjadi bentuk perlawanan halus terhadap lunturnya nilai-nilai adat dan kebersamaan. Prosesi “mendarahi” yang dilaksanakan dengan penuh khidmat hari ini menjadi titik awal kebangkitan simbol adat di tengah masyarakat Lubukbasung.
Daji