Malut, Investigasi.news – Belakangan beredar video live yang diunggah di media sosial Facebook (FB) menyangkut seorang pelanggan Perusahaan Listrik Negara/PLN ranting Sanana yang keberatan akan diputus aliran listriknya karena belum membayar tagihan bulanan.
Video ini kemudian menjadi viral dan banyak dikonsumsi netizen, khususnya dari Kepulauan Sula. Video yang dikenal dengan istilah PLN Bulu-bulu…(sensor-red) selanjutnya hangat dan menjadi perbincangan serta tidak sedikit orang yang kemudian membagikan.
Ketika disambangi media ini, pemilik video ternyata seorang Aparatur Sipil Negara/ASN dan berprofesi sebagai seorang Guru di SDN Mangega, beliau bernama Ibu Ju Tabaika.
“Jelas sedih serta bercampur bingung, karena sebelumnya belum ada peringatan baik secara lisan atau tertulis, namun kemudian mereka (petugas PLN-red) bersandar pada aturan untuk melakukan pemutusan”, ujar Ibu (31/2).
Mereka tuntut aturan dan mengabaikan kebijakan, sementara jika disandingkan kepada pelayanan mereka selama ini, yang mana lampu sering mati-menyala dan mengancam alat elektronik kita akibat arus listrik yang tidak stabil, itu sangat tidak berbanding lurus, lanjut Ibu Ju.
”Petugas datang bagai malaikat pencabut nyawa, kalo tidak melaksanakan tugas pemutusan mereka dapat sanksi pemotongan gaji, artinya ini sangat keterlaluan”, pungkas Ibu Guru ini.
Nampak dalam video yang berdurasi kurang lebih 5 menit itu, Ibu Ju Tabaika memohon kebijakan kepada petugas PLN ranting Sanana untuk tidak memutus aliran listrik rumahnya yang terletak di desa Mangon, sementara para petugas juga berharap kepada Ibu Ju agar membayar sekarang juga untuk menghindari pemutusan, dan dijawab oleh Ibu Ju kalo dirinya belum gajian, jangankan untuk bayar tagihan listrik, untuk beli beras saja setengah mati.
Meski tidak terjadi pemutusan, namun Ibu Guru ini berharap agar aturan PLN bisa direvisi untuk tidak membebankan pelanggan, kemudian juga dapat meningkatkan pelayanan.
“Tapi kemarin mereka datang, sekitar 6 orang, semacam silaturahmi atau apa begitu, dan katanya diperintah oleh atasan mereka untuk memeriksa apa barang elektronika saya ada yang rusak akibat koslet atau tidak”, tutup Ibu Ju Tabaika, seorang guru yang menjadi pelanggan PLN Ranting Sanana.
( RL )