Tidurlah kawan ku, malam sudah terlalu larut, tidak ada yang akan perduli dengan cerita pahit mu. Tidurlah kawan ku, besok kita mulai lagi, mungkin engkau belum temukan teman yang tepat untuk mendengar kisah mu. Tidurlah kawan ku, jalan mu masih panjang dan hendak engkau tempuh untuk mencapai puncak.
Aku, tau engkau sudah sanggat lelah tetapi jangan pernah lengah. Masih ada banyak mata yang berkaca-kaca diujung jalan sana tetap berjuang kawan ku, tetap kuat ada tangan ku, ayo gemgam dan tembuslah langit.
Tidurlah kawan ku, cerita pahit mu akan dikenang masa dan waktu kelak, engkau memang tidak menjadi cerita hari ini tetapi aku yakin engkau akan menjadi kisah suatu saat nanti.
Tidurlah kawan ku, dan dengarlah melodi juang ini suara mu pecah indah dan riang bagaikan seruling di tengah malam. Tidurlah kawan ku, aku tau ada rindu dan juang dihatimu, tetap kuat ayo kawan, ayo tetap kuat untuk berjuang.
Engkau harus berhasil, tunjukkan kepada dunia ini engkau adalah engkau yang sebenar-benarnya, jangan takut ada aku bersama mu. Tidurlah kawan ku, raga mu butuh tenang, pikiran mu sudah juah berkelana melawan arah, engkau dan aku bukan tentang sebuah pusaran. Tidurlah kawan ku, jika besok tak ada lagi yang siap berjuang aku tetap berdiri tegak dan lantang untuk mu.
Tidurlah kawan ku, besok aku akan mengajak mu melihat wajah dunia ini. Wajah yang tidak mengenal siapa diantara kita, wajah yang diam-diam menusukmu hingga terjatuh dan aku ada untuk mu.
Tidurlah kawan ku, masih ada seribu gunung yang hendak kau daki. Tidurlah kawan ku engkau akan menjadi pujangga dan segalanya bersama hari esok tetap lah berjuang dan kuat.
SANANA, 15 Maret 2025.
Oleh: Ahkam Kurniawan Buamona