Malut, Investigasi.news – Berbeda dengan masyarakat desa Sekom, Kec. Sulabesi Selatan, yang meminta dialog terbuka dengan inspektur Inspektorat Kamarudin Mahdi saat berlangsung aksi unjuk rasa kemarin (21/12), dari desa Kawata memilih audiensi tertutup dengan Inspektur.
Ada 5 orang dari desa Kawata yang mewakili massa aksi untuk audiensi dengan Kamarudin Mahdi selaku Inspektur, mereka adalah (sesuai gambar berita):
1. Rusdi Gailea (Ketua Pemuda)
2. Tatang Fataruba (Tokoh Pemuda)
3. Poras Umasugi (Tokoh Pemuda)
4. Sahrin Sapsuha (Korlap Aksi)
5. Zulfikar Makian (Kaum Intelektual).
Dihadapan Inspektur Kamarudin Mahdi, delegasi massa aksi desa Kawata menyampaikan kondisi memprihatinkan desa Kawata yang mana pada tanggal 18 Desember 2023 mereka coba meminta dokumen APBDes Kawata di pemerintah desa, dan menemukan banyak belanja fiktif pada anggaran 2023, sebelumnya mereka juga mengira jika ada penyelewengan DD dan ADD tahun 2022 dan hal ini pernah diadukan di Kejaksaan Negeri/Kejari Kepulauan Sula.
Amatan investigasi, bukan hanya sekedar menyampaikan aspirasi, namun delegasi massa aksi juga mendesak pihak inspektorat kapan kiranya bisa menjawab atas apa yang dituduhkan mereka.
Saat selesai audiens, investigasi yang berhasil mewawancarai Inspektur Kamarudin Mahdi, diketahui bahwa.
”Tuntutan mereka diataranya mencopot atau mengganti Pejabat Kepala Desa, baik desa Sekom dan Kawata, namun kemudian itu bukan tupoksi kami, tapi tanahnya bagian pemerintahan.
Akan tetapi untuk tuntutan yang lain yakni terkait dugaan penyelewengan Dana Desa, saya sudah perintahkan para Irban untuk bisa dibuktikan pada laporan sebelum tahun 2024, artinya 2023 akhir ini, mohon doa saja untuk kelancaran kinerja kami”, tutup Inspektur Kamarudin Mahdi.
Masih ditempat yang sama, Poras Umasugi salah satu dari delegasi massa aksi mengatakan.
“Kami akan menunggu pemeriksaan dari apa yang kami laporkan tadi, semoga bisa keluar dalam beberapa hari kedepan”, tutup Poras Umasugi.
( RL )
